Saat Cak Imin Tanya Undangan Pertemuan Pasca Jokowi Ketemu Surya Paloh

Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Persiapan Langkah Hukum Paslon AMIN
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa atau PKBMuhaimin Iskandar, mengakui bahwa dirinya belum mendapatkan undangan dari Presiden Jokowi untuk melakukan pertemuan, seperti saat Ketua Umum Nasdem Surya Paloh yang lebih dulu bersama Presiden.

Cak Imin Sebut Pembangunan selama Sepuluh Tahun Terakhir Terlampau Sentralisasi

Pada Minggu malam kemarin, Presiden Jokowi dan Surya Paloh, melakukan pertemuan tertutup. Di Koalisi Perubahan yang mengusung Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar di Pilpres 2024, selain Nasdem ada PKB dan juga PKS. Untuk itu, politisi yang akrab disapa Cak Imin itu menanyakan undangan tersebut jika sudah ada klaim mengundang untuk melakukan pertemuan.

Pertanyaan undangan dari Cak Imin itu sekaligus menjawab apakah benar bahwa pertemuan Surya Paloh dengan Presiden Jokowi adalah pertemuan partai koalisi pemerintahan saat ini. Sebab PKB juga adalah bagian dari pemerintah.

Jokowi Resmikan Sejumlah Jalan di NTB, Telan Biaya Rp211 Miliar

"Undangannya mana, undangannya mana? Ya mana? Undangannya mana?," ujar Cak Imin sembari menggelengkan kepalanya, Selasa 20 Februari 2024.

Kemudian, Cak imin menjelaskan bahwa dirinya akan tetap berada di jalur perubahan bersama dengan Anies Baswedan, usai Pemilu 2024. Anies sebelumnya mengaku akan tetap di jalur perubahan. Tapi apakah itu berarti juga tidak di pemerintahan 2024-2029, tidak dirinci.

PKB Niat Usung Ida Fauziyah di Pilkada DKI, tapi Masih Butuh 10 Kursi Parpol

"Oh saya ya. Ya sudah kami di jalan perubahan," ujar Cak Imin di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan pada Selasa 20 Februari 2024.

Anies mengajak Cak Imin untuk mengucapkan kata Perubahan secara bersamaan. Ini demi menepis kalau Cak Imin sudah tak ada di jalur perubahan lagi.

"Saya terus di jalan perubahan. Kami terus di jalan perubahan," kata Cak Imin berbarengan dengan Anies Baswedan.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo berdalih bahwa dirinya ingin menjadi jembatan bagi semua pihak pasca Pemilu 2024 digelar. Meski begitu, ia menegaskan keputusan mengenai sikap politik adalah urusan internal setiap partai politik (parpol).

Demikian dikatakan Jokowi setelah dirinya bertemu dengan Ketum Nasdem Surya Paloh di Istana Negara, Minggu kemarin. Awalnya, Jokowi ditanyakan awak media mengenai harapan untuk Partai Nasdem seusai pertemuan dengan Paloh.

Jokowi menjawab pertemuan tersebut baru awal. Ayah dari Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming itu menekankan ingin menjadi jembatan.

"Ini baru awal-awal, nanti kalau sudah final kami sampaikan, tapi itu sebetulnya, saya itu hanya menjadi jembatan, yang paling penting kan partai-partai," kata Jokowi di RSPPN, Bintaro, Jakarta Selatan, Senin, 19 Februari 2024.

Dikonfirmasi lagi apakah maksudnya mengajak Partai Nasdem masuk koalisi Prabowo-Gibran yang saat ini unggul versi quick count, Presiden Jokowi tidak menjawabnya. Ia menegaskan hanya ingin menjadi jembatan untuk semuanya.

"Jembatan untuk semuanya, saya ingin jadi jembatan untuk semuanya, kalau urusan apa itu, urusan politik itu urusan partai-partai," kata Jokowi.

Pada kesempatan sama, Jokowi juga mengakui membahas politik dengan Surya Paloh pada pertemuan kemarin. Namun dia enggan menjelaskan lebih detil. Ia juga enggan mengungkap terang inisiator pertemuan tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya