Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) bidang organisasi, Anindya
Novyan
Bakrie,menyatakan, Kadin dan pemerintah harus merumuskan peluang dan prioritas untuk membuka pasar.
"Bukan ekonomi makro yang harus dipermasalahkan, tapi berapa pelaku usaha yang ikut dalam perekonomian," jelas Anindya Bakrie dalam Rapimprov Kadin
'Membangun Sinergi Pemerintah dengan Dunia Usaha untuk Mengangkat Produk Unggulan Daerah Dalam Menyambut Pasar Ekonomi ASEAN 2015'
, di Hotel Patra Jasa, Semarang, Jawa Tengah, Senin 6 Mei 2013.
Menurut dia, kegiatan dalam rangka koordinasi, sinkronisasi dan upaya sinergi dalam perencanaan serta pelaksanaan program yang saat ini harus dikhawatirkan Indonesia adalah pemerataan kesempatan bagi pengusaha.
Baca Juga :
KPU Sebut Hanya 2 Bakal Pasangan Calon Independen Pilgub yang Penuhi Syarat Dukungan, Siapa Saja?
Saat ini Indonesia masih berada di urutan kelima dari seluruh negara ASEAN. Indonesia masih di bawah Malaysia, Singapura, dan Thailand. Sri Adiningsih menilai, pemerintah dan UMKM belum siap menghadapi Pasar Ekonomi ASEAN 2015.
"Dari 55 juta UMKM di Indonesia, sekitar 15 juta ada di Jateng. Mayoritas UMKM belum memanfaatkan skema pembiayaan. Nampaknya Indonesia akan sulit sekali menghadapi persaingan ini," tuturnya.
Dalam acara itu hadir pula Ketua Umum Kadin Jateng, Kukrit Suryo Wicaksono, dan Ketua Umum Gapensi Suharsoyo.
Halaman Selanjutnya
"Dari 55 juta UMKM di Indonesia, sekitar 15 juta ada di Jateng. Mayoritas UMKM belum memanfaatkan skema pembiayaan. Nampaknya Indonesia akan sulit sekali menghadapi persaingan ini," tuturnya.