Zuckerberg Bagikan Data Pengguna Sejak Facebook Berdiri

CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • Facebook Mark Zuckerberg

VIVA – Kisah awal mula Mark Zuckerberg membangun Facebook telah diketahui banyak orang, termasuk keterbukaannya untuk membagi data profil siswa Harvard ke teman yang meminta. Semakin besar jumlah pengguna Facebook, semakin banyak pihak yang mendekatinya untuk meminta data.

Perang OS VR, Mark Zuckerberg Bakal Geser visionOS Milik Apple dengan Meta Horizon

Yang menjadi pemberitaan besar saat ini adalah langkah Zuckerberg yang membagi data ke pihak ketiga untuk bisa memenangkan Donald Trump dalam pemilihan presiden tahun lalu. Ini merupakan isu setahun lalu yang kemudian kembali hangat di tahun ini.

Perusahaan ketiga itu adalah Cambridge Analytica. Facebook dikabarkan memberikan data-data itu secara legal dan tangan terbuka, untuk kemudian dianalisa menggunakan software komputer. Total ada 50 juta akun pengguna Facebook yang digunakan oleh Cambridge Analytica.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

Sebelumnya, dalam sebuah percakapan dengan temannya, saat di awal pembuatan Facebook, Zuckerberg yang masih berusia 19 tahun itu menawarkan data-data siswa Harvard yang ada di Facebook. Berikut percakapannya, seperti yang dilansir Wiki Quote dari Business Insider.

Zuckerberg: Ya, jika kamu butuh info tentang siapa saja di Harvard, tanya aku saja. Saya punya lebih dari 4.000 alamat email, foto, alamat rumah, dan akun jejaring sosial mereka. 
Teman: Apa? Bagaimana bisa seperti itu?
Zuckerberg: Saya juga tak tahu kenapa. Mereka mempercayai saya. Dasar (orang-orang) payah!

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

14 tahun kemudian, Facebook semakin besar. Tak hanya siswa di kampus Harvard tapi hampir semua warga dunia rela memberikan data pribadi mereka di Facebook. Totalnya, data 2,2 miliar warga di seluruh dunia ada di Facebook.

Inilah yang kemudian dikhawatirkan negara-negara di dunia, bahwa data warga mereka tidak lagi aman karena secara sukarela mereka memberikan data-data pribadi mereka sendiri tanpa diminta.

Perusahaan analisis data Inggris, Cambridge Analytica, dituduh memanen data sekitar 50 juta profil pengguna Facebook tanpa sepengetahuan mereka untuk membantunya merancang perangkat lunak untuk memprediksi dan mempengaruhi pemilih di kotak suara pada pemilu. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya