Facebook Jadikan Fitur Grup Ladang Uang

Kepala Eksekutif Facebook Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • REUTERS/Stephen Lam

VIVA – Facebook saat ini sedang menguji coba fitur grup berbayar. Di mana seorang admin grup akan mengenakan biaya kepada anggotanya. Untuk keanggotaan ekslusif, mereka perlu membayar US$5 sampai US$30 per bulan atau Rp70 ribu sampai Rp418 ribu.

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Jejaring sosial terbesar di dunia ini telah membagikan informasi melalui blog-nya, seperti dikutip situs The Verge, Kamis, 21 Juni 2018. Nantinya, grup para orangtua atau parenting, memasak, dan bersih-bersih rumah, akan menjadi grup yang pertama kali diuji coba.

Meski begitu, grup gratis akan tetap ada dan mereka juga mendapat kesempatan untuk upgrade masuk menjadi grup premium. Contohnya Sarah Mueller. Ia merupakan seorang blogger gaya hidup yang memulai grup Organize My Home.

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Mueller memberlakukan biaya keanggotaan yang mencapai US$15 per bulan atau Rp209 ribu. Lalu, kelompok para orangtua yang masuk ke dalam grup penerimaan kuliah yang ditujukan pada anaknya. Biaya per bulannya mencapai US$30 atau Rp418 ribu.

Tujuan adanya fitur grup berbayar ini adalah supaya admin Facebook, yang sudah menghabiskan waktu hanya untuk mengurus grup dan mengembangkan komunitas, juga harus mendapatkan penghasilan. Uang yang mereka hasilkan juga bisa dipakai untuk membuat konten berkualitas tinggi, dan menggelar pertemuan offline.

Facebook dan Instagram Down, Pengguna Ramai-ramai Ngeluh di X: Sudah Beberapa Jam Tumbang Semua!

Walaupun baru uji coba, tetapi Apple dan Google akan mengambil persentase biaya layanan melalui iOS dan Android. Hal ini sebagai bagian dari kebijakan kedua perusahaan teknologi asal Amerika Serikat itu. Inilah menjadi alasan bagi Facebook untuk menjadikan fitur grup sebagai ladang uang, selain iklan.

Logo Facebook.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

The Taliban in Afghanistan have announced plans to restrict or completely block access to Facebook, a move condemned by rights activists. The Taliban’s acting minister of

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024