Logo BBC

Wabah COVID-19 Belum Reda, Kini Muncul Badai Amphan

Ilustrasi badai/topan.
Ilustrasi badai/topan.
Sumber :
  • Freepik/Pixabay

Distrik Kasese di Uganda menjadi yang terdampak paling buruk dari banjir, dan ratusan orang harus mengungsi.

Joseline Kabugho tengah hamil enam bulan. Perempuan berusia 23 tahun ini terpaksa mengungsi bersama dua orang anaknya di gedung sekolah yang diubah jadi kamp.

Kehamilannya menempatkan Joseline berisiko tinggi terkait infeksi Covid-19. Ada 200 orang bersamanya tinggal di kamp itu. “Kami rentan sekali,” katanya dari dalam ruang kelas yang ia tinggali bersama tiga keluarga lain.

“Saya tak bisa menjaga jarak dengan orang lain karena ruangnya terbatas. Saya khawatir terinfeksi virus, dan saya khawatir akan anak-anak dan bayi di kandungan saya,” katanya kepada BBC.

Joseline tidur di samping dua anaknya, malam tanggal 7 Mei ketika ia dengar penduduk desanya berteriak. “Saya sadar itu suara tetangga menyuruh kami menyelamatkan diri. Desa kami terlanda banjir besar,” papar dia.

Saya tarik kedua anak saya dan kabur. Tak ada waktu untuk membawa apa-apa”. Ia sempat membeli pakaian bayi sebelum banjir datang. Saya tak sempat menyelamatkan pakaian bayi itu. Semua tersapu banjir”.

Suaminya bekerja di kota lain, dan tak bisa menghampiri mereka karena larangan bepergian akibat Covid-19. Tak ada tempat pergi dan tak tahu apa yang harus saya lakukan,” kata Joseline.

Pekerja kemanusiaan dan palang merah mengatakan ribuan orang ditampung di gereja dan sekolah di Afrika Timur yang terlanda banjir, nyaris tanpa akses ke air dan sabun.