Butuh Waktu Berapa Lama Orang Tertular COVID-19 di Dalam Ruangan?

Ilustrasi jaga jarak/virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/tirachardz

VIVA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berencana untuk melakukan pembelajaran tatap muka pada awal tahun depan. Banyak orangtua yang masih khawatir, karena belum ada tanda-tanda pandemi COVID-19 akan mereda.

7 Fakta COVID-19 Melonjak di Singapura, Sepekan Capai 25 Ribu Kasus

Dikutip dari situs BGR, Rabu, 2 Desember 2020, sebuah studi mengatakan bahwa ketika ada yang mengidap COVID-19 dalam satu ruangan yang sama maka penyebaran dari satu orang ke orang lainnya tergantung dari berbagai faktor.

Baca: Perkembangan Kilat Vaksin COVID-19 Patut Dipertimbangkan

Terpopuler: Manfaat Kurma hingga Kasus COVID-19 Melonjak di Singapura

Faktor-faktornya tersebut antara lain sirkulasi udara, pemakaian masker, melakukan jaga jarak, hingga ukuran ruangan. Peneliti dari MIT menggunakan model matematika dalam melakukan penelitian ini.

Temuan mereka dapat digunakan di situs web, di mana pengguna secara khusus memasukkan beberapa variabel untuk membantu peneliti menemukan risiko yang terkait dengan pertemuan di dalam suatu ruangan. Masyarakat Indonesia juga bisa mengaksesnya ke tautan https://indoor-covid-safety.herokuapp.com/ dan menggunakan Bahasa Indonesia.

Kisah Haru di Balik Suksesnya Konten Viral Emak-emak Ala Agung Karmalogy

Lingkungan yang menjadi pilihan adalah restoran, tempat ibadah atau rumah-rumah di pinggiran kota. Mereka juga bisa menentukan ukuran ruangan, ketinggian langit-langit, sistem ventilasi, dan kelembaban.

Kemudian, berhubungan dengan perilaku manusia, seperti menentukan apakah orang tersebut berbicara dengan suara keras atau pelan, persentase orang yang menggunakan masker, jenis masker, serta toleransi risiko orang di dalam ruangan.

Cara ini bisa digunakan saat anak Anda kembali ke pembelajaran tatap muka pada Januari mendatang dengan memasukkan variabel yang diperlukan untuk mengukur seberapa aman hal-hal tersebut nantinya.

Sebelumnya, sebuah perusahaan asal Inggris menciptakan jenis tes virus corona atau COVID-19 terbaru. Jenis tes COVID-19 tersebut dapat dilakukan tanpa memerlukan usap (swab) hidung atau tenggorokan, yang terbukti sangat efektif dalam mengidentifikasi kasus infeksi, termasuk untuk orang yang tidak menunjukkan gejala.

Tes tersebut adalah Tes RT-Lamp, yang dibuat oleh perusahaan swasta Inggris, OptiGene. Tes ini telah dipelajari dalam program percontohan di Kota Southampton di Inggris bagian selatan. Di mana tes digunakan untuk menguji beberapa staf layanan kesehatan serta 55.000 orang yang terhubung ke universitas setempat.

Ilustrasi vaksinasi COVID-19 untuk pelajar.

Kemenkes: Tetap Terapkan Protokol Kesehatan Waspadai COVID-19 Varian KP.1 dan KP.2

Kementerian Kesehatan mengingatkan, meski COVID-19 varian KP.1 dan KP.2 tak ada bukti menyebabkan sakit berat, tetap perlu menerapkan protokol kesehatan guna pencegahan.

img_title
VIVA.co.id
23 Mei 2024