- VIVA/Andry Daud
Jakarta – ABB sebagai perusahaan teknologi global, menjalin kerja sama yang erat dengan Perusahaan Listrik Negara dalam menyediakan pemutus sirkuit listrik miniatur (MCB) berkualitas tinggi.
Pada 28 Juli lalu, penandatanganan kontrak dilakukan di Jakarta antara Gerard Chan, Presiden Direktur dan Country Holding Officer, PT ABB Sakti Industri, serta Wiluyo Kusdwiharto, Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero).
ABB telah mengukuhkan komitmen jangka panjangnya untuk mendukung PLN dengan penyediaan MCB yang handal. ABB siap memasok MCB dengan harga bersaing, kapasitas produksi lokal, dan tingkat kandungan dalam negeri yang tinggi.
Gerard Chan menyampaikan kebanggaannya atas kerja sama ini, yang menggarisbawahi tujuan bersama untuk memberikan perlindungan yang andal terhadap rumah dan perangkat listrik melalui MCB berkualitas.
“Penandatanganan ini menegaskan komitmen untuk terus memberikan produk berkualitas, yang tentunya akan membantu memberikan perlindungan pada rumah dan perangkat listrik dari kerusakan akibat hubung singkat dan pemakaian berlebih,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip VIVA Tekno Senin 7 Agustus 2023.
Gerard menuturkan, MCB ABB telah memperoleh sertifikasi standar nasional dan perusahaan, memberikan jaminan akan keamanan, kualitas, dan kinerja optimal. Hal ini juga membuktikan tingkat kompetensi ABB dalam memenuhi kebutuhan kelistrikan nasional.
Wiluyo Kusdwiharto dari PLN, menekankan pentingnya material kelistrikan berkualitas tinggi dengan kandungan dalam negeri yang signifikan dalam upaya PLN untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.
Pabrik MCB ABB di Cibitung, dengan kapasitas produksi yang mencapai jutaan unit per tahun, menjadi bukti nyata komitmen ABB terhadap keberlanjutan.
Pabrik ini memiliki sistem otomatisasi canggih dan bahkan memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk sumber energi bersihnya, menunjukkan perhatian ABB terhadap lingkungan dan efisiensi energi.
Iuran Tapera Potong Gaji 3%, Yakin Gen Z Bisa Beli Rumah saat Pensiun?
Potongan iuran Tapera jadi 3% menjadi polemik. Tujuan program Tapera menyediakan kebutuhan perumahan bagi masyarakat. Tapi apakah gen Z dengan gaji UMR bisa beli rumah?
