Bahaya Internet untuk Anak-anak

Peretas atau hacker.
Sumber :
  • ABC News

VIVA Tekno – Perusahaan keamanan siber Kaspersky mengingatkan para orang tua di Indonesia untuk mewaspadai bahaya online di usia sekolah, di mana anak-anak yang menggunakan internet bisa sangat rentan.

Dirjen Kementerian Pertanian Bela-belain Patungan Rp500 Juta Buat Beliin Mobil Anaknya SYL

Menurut Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemenppa), anak Indonesia berusia 12-17 tahun merupakan sasaran pelecehan dan eksploitasi seksual online.

Lebih lanjut, hasil penelitian Center for Digital Society (CfDS) per Agustus 2021 berjudul Teenager-Related Cyberbullying Case in Indonesia yang dilakukan terhadap anak (pelajar) usia 13-18 tahun, menyatakan bahwa 1.895 siswa (45,35 persen) mengaku menjadi korban cyberbullying, sedangkan 1.182 siswa (38,41 persen) merupakan pelaku. 

Adipati Dolken Berencana Gak Sekolahkan Anak, Netizen Setuju: Gak Kepake Juga Ilmunya

Platform yang sering digunakan untuk kasus cyberbullying antara lain WhatsApp, Instagram, dan Facebook.

Laporan Kaspersky juga mengungkapkan bahwa Gen Z atau mereka yang berusia antara 11 hingga 26 tahun adalah kelompok yang terlalu banyak berbagi (oversharing), memiliki pengetahuan tentang keamanan online tetapi paling rentan terhadap penipuan. 

Gelombang Panas di Gaza, 2 Anak Palestina Dinyatakan Tewas

Sekitar 55 persen dari yang disurvei mengaku telah memasukkan informasi pribadi mereka di saluran media sosial seperti nama, tanggal lahir, dan lokasi. Mayoritas (72 persen) dari mereka tidak dapat mengidentifikasi penipuan phishing dan 26 persen mengaku telah menjadi korban penipuan phishing.

Anak berkomunikasi dengan ponsel

Photo :
  • inmagine

“Dulu saat jam sekolah, orang tua paling khawatir dengan raport atau nilai dan hasil akhir sang buah hati. Kini situasinya berbeda," kata General Manager untuk Asia Tenggara di Kaspersky, Yeo Siang Tiong dalam keterangan resminya, Senin, 21 Agustus 2023.

Dia menambahkan orang tua Indonesia, seperti layaknya di belahan dunia lainnya, berupaya untuk menghindari sang anak menjadi sasaran penjahat siber.

"Tidak ada yang bisa menyalahkan mereka karena saat ini, anak-anak berisiko dibujuk oleh orang asing, diintimidasi secara online, bahkan informasi pribadi mereka dicuri di sekolah,” jelasnya.

Perusahaan menyarankan orang tua untuk berkomunikasi secara rutin, mengedukasi diri sendiri dan anak-anak, bangun suasana keterbukaan dan kenyamanan, tetapkan batasan, gunakan sumber daya yang tersedia dan lindungi perangkat menggunakan teknologi seperti Safe Kids yang dimuat secara otomatis di Kaspersky Premium. 

Teknologi semacam itu dapat membantu orang tua sebagai perlindungan tingkat kedua untuk anak-anak dari gangguan yang tidak diinginkan, konten tidak pantas, atau bahkan menemukan ponsel yang hilang atau dicuri yang berfungsi di iOS dan Android.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya