Target Mengurangi Emisi Karbon Terus Berlanjut

Kepala Pabrik Cilegon Dow Indonesia, Ferry Ferdian.
Sumber :
  • VIVA/Lazuardhi Utama

VIVA Tekno – Para pemangku kepentingan global terus mendorong upaya pengurangan emisi karbon yang ditargetkan mencapai net-zero emission pada 2050.

PLN IP Targetkan Perdagangan Karbon Naik 2 Kali Lipat dari 2,4 Juta Ton CO2 di 2023

Indonesia mencanangkan komitmen untuk dapat mencapai target net-zero emission pada 2060 dan menaikkan target Enhanced Nationally Determined Contribution (E-NDC) menjadi 32 persen atau setara 912 juta ton karbondioksida (CO2) pada 2030, dari sebelumnya 29 persen.

Emisi karbon menjadi musuh terbesar lingkungan selama beberapa dekade terakhir. Menanggapi isu tersebut, perusahaan kimia Dow Indonesia menekankan pentingnya upaya perusahaan dalam mengurangi emisi karbon dan menghilangkan sampah plastik dalam operasionalnya.

Indonesia Penghasil Emisi Karbon Terbesar di Dunia, Tanam Lebih Banyak Mangrove Bisa Jadi Solusinya

Kepala Pabrik Cilegon Dow Indonesia Ferry Ferdian mengaku memiliki beberapa target keberlanjutan. Pertama, protecting the climate.

Pada 2030, Dow secara global menargetkan pengurangan produksi emisi karbon sebesar 15 persen dibandingkan pada 2020, yaitu sebesar 5 juta ton.

Dua Sisi Sampah Plastik, Ramah Kantong tapi Tidak untuk Kesehatan

"Kami berkomitmen mencapai net-zero emission di tahun 2050," kata dia, ketika berbincang dengan VIVA Tekno dan sejumlah media massa di Cilegon, Banten. Kedua, transform the waste.

Ferry menyebut akan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan untuk mengembangkan infrastruktur dan berinvestasi dalam teknologi yang dapat meningkatkan proses daur ulang secara signifikan.

Dow secara global juga memiliki target untuk mengumpulkan, menggunakan kembali, dan mendaur ulang 1 juta ton sampah plastik melalui tindakan langsung dan kemitraan pada 2030.

Ketiga, close the loop. Ia ingin mendorong praktik ekonomi sirkular dengan memastikan bahwa 100 persen produk yang dijual dalam bentuk kemasan dapat digunakan kembali atau didaur ulang pada 2035.

"Kami sudah menerapkan teknologi informasi untuk jenis pekerjaan di pabrik yang membahayakan manusia. Misalnya, inspeksi tangki. Bisa memakai teknologi untuk pengecekan. Bahkan, untuk pemeriksaaan saja menggunakan ponsel yang harganya bisa 20 kali dari ponsel biasa," tutur Ferry.

Sebagai informasi, perusahaan kimia Dow Indonesia memiliki satu fasilitas produksi di Cilegon, Banten, yang berdiri sejak 1997 silam. Pabrik ini khusus memproduksi styrene acrylic emulsion berbasis air yang lebih ramah lingkungan, tidak berbau dan lebih aman daripada emulsi berbasis pelarut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya