AI Dijadikan Kambing Hitam oleh Hacker

Peretas atau hacker.
Sumber :
  • ABC News

VIVA Tekno – Peretas atau hacker berpotensi menjadikan kecerdasan buatan (AI/artificial intelligence) kambing hitam dalam melancarkan tindakan berbahayanya, menurut analisis pakar Kaspersky.

Jika Lolos Tes Ini, Keamanan Siber Bank di Indonesia Sudah Tangguh

Vitaly Kamluk, Kepala Pusat Penelitian untuk Asia Pasifik, Tim Penelitian dan Analisis Global (GReAT) di Kaspersky, mengungkapkan bahwa ketika penjahat siber menggunakan AI untuk meluncurkan tindakan berbahayanya, mereka dapat menyalahkan teknologi tersebut dan merasa tidak bertanggung jawab atas dampak dari serangan siber yang diluncurkan.

Ini akan menghasilkan 'suffering distancing syndrome' atau sindrom jarak yang menderita, menurut rilis perusahaan, Jumat,  September 2023.

Qualcomm Snapdragon X Plus, Chipset Pendukung Laptop AI

Menyerang seseorang secara fisik di jalan raya menyebabkan pelaku kriminal sangat stres karena mereka sering melihat penderitaan korbannya. Namun itu tidak berlaku untuk penjahat siber yang melakukan pencurian dari korban yang tidak pernah mereka lihat.

"Menciptakan AI yang secara ajaib mendatangkan uang atau keuntungan ilegal akan semakin mengaburkan tindakan kriminal para penjahat siber, karena bukan mereka saja yang harus disalahkan, melainkan AI,” jelasnya.

Industri Laboratorium Makin Kinclong, Lab Indonesia 2024 Soroti Hal Ini

OpenAI dan Microsoft Bing.

Photo :
  • Getty Images

Dampak psikologis lain dari AI yang dapat memengaruhi tim keamanan TI adalah pendelegasian tanggung jawab. Karena semakin banyak proses dan alat keamanan siber yang diotomatisasi dan didelegasikan ke jaringan, manusia mungkin merasa kurang bertanggung jawab jika serangan siber terjadi, terutama di lingkungan perusahaan.

Efek serupa mungkin berlaku bagi para pembela HAM (hak asasi manusia), khususnya di sektor perusahaan yang penuh dengan kepatuhan dan tanggung jawab keselamatan formal.

"Sistem pertahanan yang cerdas bisa menjadi kambing hitam. Selain itu, kehadiran autopilot yang sepenuhnya independen mengurangi perhatian kontrol manusia,” katanya.

Ada beberapa orang yang memprediksi bahwa AI akan menjadi pusat apocalypse yang akan menghancurkan peradaban manusia. Beberapa eksekutif tingkat C di perusahaan besar bahkan berdiri dan menyerukan perlambatan AI untuk mencegah bencana tersebut. 

Memang benar dengan munculnya AI generatif, kita telah melihat terobosan teknologi yang dapat mensintesis konten serupa dengan apa yang dilakukan manusia, mulai dari gambar hingga suara, video deepfake, bahkan percakapan berbasis teks yang tidak dapat dibedakan dengan manusia. 

Seperti kebanyakan terobosan teknologi, AI adalah pedang bermata dua. Menurut Kamluk, kita selalu dapat memanfaatkannya selama kita tahu cara menetapkan arahan yang aman untuk mesin pintar ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya