Logo WARTAEKONOMI

Manfaatkan COVID-19, Hacker Tak Lelah Tipu Korban Lewat Online

Ilustrasi hacker.
Ilustrasi hacker.
Sumber :
  • U-Report

Seperti diketahui, melalui phising seorang peretas bisa menjebak untuk memberikan data-data penting secara tanpa disadari melalui jaringan internet, yang berujung peretasan.

Jenis penipuan yang paling populer dan kerap digunakan adalah clone phishing. Pada penipuan jenis ini, serangan dilakukan dengan melalui surat elektronik yang terlihat resmi dan mengandung attachment di dalamnya.

Attachment ini kemudian digunakan untuk mengambil data dari si korban untuk kemudian dikirimkan lagi ke tempat yang diinginkan oleh si pelaku. Sementara, jenis phising yang belakangan marak terjadi di marketplace Indonesia menggunakan pendekatan social engineering.

Menyadari kesulitan masyarakat membeli alat kesehatan, peretas memanipulasi korban untuk mengklik suatu tautan yang dikirim melalui direct message, Whatsapp atau SMS.

Hacker atau peretas biasanya memberikan alasan bahwa terjadi kesalahan di sistem atau pesanan tercatat berulang. Tautan di luar sistem marketplace itulah yang nantinya akan meminta data-data pribadi atau bahkan lebih parah, data finansial korban.

Piter menjelaskan, untuk mengurangi penipuan di perdagangan online memang tidak mudah. Menghilangkan sama sekali rasanya tidak mungkin. Karena itu, ia mendorong agar marketlpace lebih gencar meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang bagaimana belanja online secara aman.

"Salah satunya adalah dengan hanya belanja online di marketplace yang sudah teruji dan kredibel serta pergunakan sistem yang mereka punya," ujar Piter.