Ungkap Masalah Terberat Sustainable di Bidang Fashion, Pakar: Sulit Bikin Orang Gak Beli Baju Baru

Ilustrasi orang kaya belanja.
Sumber :
  • Pexels/freestocks.org

JAKARTA – Isu sustainable sudah menjadi perhatian masyarakat Indonesia, termasuk di industri fashion. Namun, tak dipungkiri, konsep berkelanjutan ini sulit diterapkan di industri fashion. Kenapa?

Haru, Sebelum Meninggal Stevie Agnecya Siapkan Baju Koko Lebaran untuk Anak dan Suami

Founder/Architect of Style Seratus Kapas, Yadnya Seni, mengungkapkan masalah terberat yang dihadapi industri fesyen dalam penerapan konsep berkelanjutan adalah bukan soal edukasi. Yuk, scroll untuk tahu berita lengkapnya.

"Masalah terberat itu bukan edukasi untuk mengerti sustainable. Masalah terberat adalah membuat orang peduli. Jadi, orang dikasih tau teori sustainability “oh ya bagus-bagus” tapi belum tentu beli," ungkap Yadnya Seni di acara Fashion Talks Ganara Road to Plaza Indonesia Fashion Week, di Ganara Art, Plaza Indonesia, Jakarta, baru-baru ini. 

Anutusias Punya Anak Perempuan, Alyssa Soebandono Sampai Lakukan Hal Ini

Founder/Architect of Style Seratus Kapas, Yadnya Seni (tengah).

Photo :
  • VIVA/Sumiyati.

Wanita yang akrab disapa Seni itu lebih lanjut mengatakan, selama 20 tahun berkecimpung di fashion industry, dia mengaku sangat sulit menekan konsumerisme para fashion enthusiast.

Sosok Qin Huilan, Wanita 70 Tahun yang Jadi Bintang Catwalk di Paris Fashion Week

"Pokoknya begitu suka berpenampilan sesuatu apalagi yang aneh, kepala akan muter terus. Pada akhirnya aku berhenti berpikir bagaimana cara membuat orang gak beli baju karena itu gak mungkin," tuturnya. 

"Akhirnya, Seratus Kapas melihat produk pertama kita adalah untuk menghadirkan future yang sustainable. Jadi produknya produk baru tapi fabric-nya sustainable," sambungnya. 

Namun menurut Seni, karena pemahaman sustainable terus bertambah, dia pun harus pintar-pintar mengakali produknya. Di mana tidak hanya sustainable, tapi juga memiliki ketertarikan untuk dibeli konsumen. 

Seratus Kapas sendiri identik dengan desain-desain baju berbahan linen. Oleh karena itu, Seni berkomitmen untuk tidak membeli kain linen baru. 

"Kita liat gudang stok kita, kita fokusin untuk gak beli linen yang baru. Dari situ kita berkembang lagi, akhirnya kita gak buat produk untuk future, tapi kita hadirkan yang by pass," pungkas Seni. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya