Buya Yahya Tegaskan Konsep Rumah Islami Bukan yang Ada Musala atau Masjid, Tapi Seperti Ini

Buya Yahya.
Sumber :

VIVA Hunian – Setiap orang memiliki desain rumah impian mereka masing-masing. Sebagian orang ingin dilengkapi dengan taman, kolam renang, hingga plafon tinggi agar ruang rumah lebih sejuk dan nyaman.

Rumah di Jaktim Roboh saat Renovasi, 1 Warga Tewas Tertimpa

Dengan banyaknya konsep desain rumah yang ditawarkan oleh developer, bagaimana Islam melihat tentang fenomena ini? Yuk, scroll untuk tahu lebih lanjut.

Pendakwah, Buya Yahya, mengungkapkan, untuk muslim, desain rumah bisa mengusung konsep rumah Islami. Seperti apa? 

Baru Lunas di Usia 45 Tahun, Meisya Siregar Ingatkan Gen Z Soal Rumah KPR

"Desain rumah Islami harus Anda perhatikan rumah di dalam dan rumah untuk orang luar. Rumah tidak harus gede, akan tetapi lengkap," kata dia dikutip YouTube Al Bahjah, Jumat 2 Februari 2024.

Ilustrasi rumah/hunian.

Photo :
  • Freepik/vanitjan
Punya Banyak Proyek Properti di Bandung Raya, APLN Pede Kuasai Pasar Jawa Barat

Lebih lanjut, untuk konsep rumah Islami, Buya Yahya menekankan pentingnya memiliki toilet. Toilet itu, kata Buya Yahya juga harus memiliki pintu agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Tolong toilet Anda, sefakir-fakir Anda, hendaknya Anda punya toilet yang tertutup. Kadang anak sudah gede, Nauudzubilah intip-intipan, mergoki adik perempuannya yang sedang mandi dan sebagainya. Pastikan kamar mandi Anda ada kuncinya, yang tertutup rapat. Semelerat apapun upayakan," katanya.

Kemudian, diungkap Buya Yahya, konsep rumah Islami juga menyangkut tentang pemisahan tempat tidur antara anak perempuan dan laki-laki. 

"Laki dan perempuan harus dipisah, kalau perempuan letakkan di kamar. Jangan letakkan anak perempuan dan laki-laki satu kamar yang sama. Setan membangunkan dia saat terbangun, tersingkap auratnya kemudian mau ke kamar mandi, dan sebagainya Masya Allah itu bahaya banget," katanya.

Jika ternyata di dalam rumah tersebut hanya memiliki 1 kamar selain kamar utama, Buya Yahya menyarankan agar kamar tersebut diberikan untuk anak perempuan. Sementara anak laki-laki, dibiarkan tidur di luar kamar.

Buya Yahya

Photo :
  • Instagram @buyayahya_albahjah

"Pastikan terpisah kamar laki dan perempuan. Kalau ternyata kamar hanya satu, laki-laki di luar, taruh kasur di hamparan luar. Jangan kamar mandi masuk kamar adik perempuannya jangan. Walau sefakir apapun Anda jangan seperti itu. Buat kamar khusus untuk anak putri dan buat kamar khusus anak putra terpisah," jelasnya.

Namun, jika memiliki 2 anak perempuan atau lebih dan tidak ada anak laki-laki, Buya mengatakan, kasurnya harus terpisah. Hal ini sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW.

"Dan antara anak putri dan anak putri tidak boleh satu selimut, itu ajaran nabi. Ranjang berbeda-beda, paling tidak terpisah. Itu ajaran Nabi SAW untuk kita pisah tempatnya," jelasnya.

Kemudian harus ada ruang terpisah untuk menerima tamu dari bangunan utama rumah. Jangan biarkan kata tamu yang datang melihat sosok anak perempuan pemilik rumah.

"Kalau Anda golongan orang yang banyak didatangi tamu, pastikan ada ruangan tertentu yang menjaga kehormatan keluarga Anda. Entah itu saung atau gubuk di luar tamu di situ, mereka jangan sampai melihat anak perempuan kita. Kalau ada toilet kecil di situ, sehingga kalau ada hajat di situ," ujarnya.

Selanjutnya, konsep rumah Islami adalah memisahkan kamar tidur orangtua dengan anak-anaknya.

“Sebisa mungkin kamar bapak dan ibu terpisah, sehingga di saat orangtua punya hajat lalu dirasakan anaknya karena satu kamar, itu merusak mental anak juga. Sefakir-fakir Anda nyekat enggak susah. Sekecil apapun dirapihkan," ungkapnya.

Perhatikan toilet untuk anggota rumah. Dijelaskan Buya Yahya toilet yang dipergunakan oleh seluruh anggota rumah, harus memiliki pintu dan kunci.  

"Dan aurat, rumah harus ada toilet. Ada satu budaya, mungkin ada orang yang mandinya di sungai. Maka sebisa mungkin dibuat tempat menutup aurat mereka di sungai," ujarnya.

Buya Yahya juga menekankan bahwa konsep rumah Islami itu bukan rumah besar yang dilengkapi dengan musala atau masjid, melainkan seperti yang telah diperbincangkan di atas.

"Buat rumah Islami bukan yang gede dengan musalanya padahal bisa gelar sajadah bisa untuk solat (tanpa adanya bangunan musala di rumah). Rumah kecil bisa dibuat se-Islami mungkin," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya