Memeluk Pasangan Setelah Bertengkar Bisa Perbaiki Hubungan

Ilustrasi berpelukan.
Sumber :
  • Pixabay/Publikdomainpictures

VIVA – Kita sering mendengar ungkapan 'cinta mengalahkan segalanya'. Tapi, menurut sebuah studi terbaru, ada bukti ilmiah yang menunjukkan kalau ungkapan sayang setelah pertengkaran bisa membuat perasaan menjadi lebih baik.

Momen Pratama Arhan Peluk Mesra Azizah Salsha Usai Timnas Indonesia Lolos Piala Asia U-23

Dilansir dari laman The Independent, Senin, 8 Oktober 2018, sejumlah peneliti dari Carnegie Mellon University di Pennsylvania, Amerika Serikat, melakukan eksperimen untuk menyelidiki pengaruh pelukan setelah sebuah pertengkaran terhadap temperamen seseorang.

Tim yang dipimpin oleh Dr Michael Murphy dari departemen psikologi di universitas tersebut, membuat daftar 404 partisipan untuk penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah Plos One.

Ayah Ini Tega Bunuh Putrinya Hanya Karena Foto Berpelukan dengan Seorang Pria

Selama dua pekan, para partisipan diwawancarai mengenai pertengkaran yang mereka alami, apakah mereka memeluk atau tidak orang yang bertengkar dengan mereka setelahnya, dan bagaimana pelukan itu memengaruhi perasaan mereka.

Hasil studi menunjukkan bahwa mereka yang memeluk orang yang bertengkar dengan mereka memiliki perubahan perasaan dengan perasaan lebih positif setelah pertengkaran, dibanding mereka yang tidak berpelukan.

Pelukan Hangat Para Sandera Israel untuk Tentara Hamas

Menurut para peneliti, studi ini menggarisbawahi pengaruh positif yang dimiliki sentuhan terhadap pembangunan hubungan dengan orang lain.

"Sentuhan interpersonal non-seksual muncul sebagai topik penting dalam studi hubungan sosial orang dewasa," tulis peneliti.

Studi tersebut juga menyebutkan bahwa sentuhan interpersonal berkaitan dengan meningkatnya rasa keamanan, keterikatan, dukungan pasangan yang dianggap lebih besar, menambah keintiman, kepuasan hubungan yang lebih tinggi dan resolusi konflik yang lebih mudah.

"Menerima pelukan pada hari terjadinya konflik berkaitan dengan membaiknya efek negatif dan positif yang bersamaan, dan membaiknya efek negatif di hari berikutnya, dibandingkan dua hari kemudian ketika konflik muncul tanpa pelukan yang diterima," lanjut peneliti.

Meski para peneliti menemukan korelasi positif antara berpelukan dan membaiknya mood, mereka mengakui bahwa mungkin ada faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap mood negatif dan positif para partisipan.

Lebih lanjut, studi mereka tidak fokus pada keparahan pertengkaran atau hubungan antara individu yang bertengkar.

"Meskipun ada batasan-batasan tersebut, studi ini berkontribusi pada pemahaman kita terhadap peran sentuhan interpersonal dalam menghadang hasil buruk yang berkaitan dengan konflik interpersonal," para peneliti menyimpulkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya