Masyarakat Diimbau Tidak Beli dan Simpan Klorokuin Obat COVID-19

Ilustrasi vitamin/obat.
Sumber :
  • Freepik/topntp26

VIVA – Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengatakan kalau pihaknya telah memesan jutaan obat yang berpotensi membantu penyembuhan pasien positif virus corona, meski hingga saat ini belum ada antivirus yang bisa menyembuhkan COVID-19. Obat itu adalah Avigan yang dipesan sebanyak 2 juta dan Klorokuin yang dipesan 3 juta.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Hal yang sama juga diungkapkan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto (Yuri).

Dalam konferensi pers Sabtu sore, 21 Maret 2021, ia mengatakan bahwa pemerintah sudah mulai mendatangkan obat Avigan dan Klorokuin untuk digunakan di Indonesia. Kedua obat itu secara pengalaman telah digunakan oleh negara-negara lain dan memberikan respons positif pada pasien virus corona.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Yuri lantas menambahkan, Klorokuin sendiri telah akrab digunakan tenaga medis di Indonesia untuk menyembuhkan malaria. Namun, ia menekankan bahwa obat ini digunakan untuk membantu penyembuhan COVID-19 dan bukan pencegahan, sehingga masyarakat tak perlu membeli dan menyimpan obat ini.

"Obat ini (Klorokuin) untuk penyembuhan, bukan untuk pencegahan. Tidak perlu menyimpan dan membeli Klorokuin," ucapnya.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ia juga menambahkan bahwa Klorokuin adalah obat keras sehingga penggunaannya harus melalui resep dan pengawasan dokter.

"Ingat, Klorokuin adalah obat keras yang hanya bisa dibeli oleh resep dokter dan pengawasan tenaga kesehatan, sehingga tidak perlu ramai-ramai membelinya. Kita harapkan tak ada persepsi yang salah," kata Yuri.

Sebagai informasi, sejak Presiden Jokowi mengumumkan bahwa pemerintah telah memesan Klorokuin untuk membantu penyembuhan pasien virus corona, banyak orang yang mencari obat ini di apotek. Namun, obat ini terbilang langka, karena biasanya hanya tersedia di daerah endemik Malaria, seperti di Papua.

Hal itu membuat harga obat generiknya, yakni Kina, melambung di sejumlah E-commerce. Menurut foto tangkapan layar pengguna Twitter, obat generik Klorokuin dijual di beberapa E-commerce dengan harga Rp300 ribu hingga Rp500-an ribu per strip.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya