Total Ada 57.049 Kasus Omicron di Indonesia

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA – Angka kasus harian positif COVID-19 di Indonesia pada Selasa, 15 Februari 2021 lebih tinggi dibandingkan dengan angka kasus di masa puncak varian Delta pada pertengahan 2021. Tercatat, Selasa kemarin sebanyak 57.049 kasus terkonfirmasi dilaporkan.

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Meski begitu, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan bahwa angka kematian di masa varian Omicron saat ini jauh lebih rendah dibandingkan pada masa varian Delta di tahun 2021 lalu.

"Per tanggal 15 Februari pada 57.049. Angka ini melebihi dari puncak Delta 56 ribu, tetapi melihat jumlah kematian kemarin dilaporkan 134. Jumlah ini lebih rendah. Yang kita tahu, saat Delta 56 ribu (kasus), angka kematian dilaporkan sekitar 2.500," kata Nadia dalam virtual conference laporan mingguan, Rabu, 16 Februari 2022.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Lebih lanjut, diungkap oleh Nadia bahwa positive rate di masa Omicron saat ini juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan pada masa Delta di tahun 2021 lalu.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik
KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Positivity rate kemarin dilaporkan 16,68 persen. Bandingkan, Delta angka positivity rate 50 persen," lanjut Nadia.

Nadia juga mengungkap bahwa secara nasional, peningkatan kasus baru mingguan COVID-19 juga mengalami kenaikan sebesar 68 persen dibandingkan sebelum terjadinya varian Omicron.

"Kasus baru mingguan sebanyak 68 persen sebelum terjadinya varian Omicron. Berdasarkan proporsi jika dibandingkan periode Delta pada pertengahan 2021 dengan Omicron, jumlah kematian 90 persen lebih rendah pada periode Delta. Meski demikian, 1 nyawa berharga, kita harus tekan kematian," ungkap Nadia.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Menurutnya, varian Omicron menjadi pemicu penambahan angka kasus di dunia termasuk di Indonesia. Saat ini varian Omicron sudah mendominasi varian COVID-19 yang bersirkulasi di masyarakat, baik di level global dan nasional yang angkanya mencapai 95 persen lebih.

"Perlu kita pahami bahwa penularan Omicron lebih cepat 4-5 kali dari Delta, akan berdampak makin banyak orang terinfeksi, baik bergejala dan tidak. Dari data, orang yang sudah divaksin bisa terpapar, tapi akan memiliki gejala ringan atau bahkan tidak bergejala,” papar Nadia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya