Omicron BA.2 Sudah Terdeteksi di Indonesia, Ini Jumlah Kasusnya

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA – Kasus COVID-19 yang mendominasi dunia saat ini adalah varian Omicron. Sementara Omicron sendiri terdiri dari tiga sub varian, di antaranya sub varian BA.1, BA.2 dan BA.3. 

Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

BA.1 menjadi sub varian Omicron yang kasusnya paling mendominasi saat ini. Namun, sub varian BA.2 juga sudah terdeteksi di beberapa negara, termasuk Indonesia. 

Hal itu turut disampaikan oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid. Lalu, berapa jumlah kasusnya? 

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

"Sebenarnya kita sudah mendeteksi varian ini (BA.2). Kalau kita lihat, jumlah varian BA.2 yang saat ini sudah kita deteksi itu sekitar 252 varian BA.2," ujarnya saat Press Conference yang digelar virtual, Selasa 1 Maret 2022. 

Nadia tidak memungkiri bahwa varian Omicron BA.2 lebih cepat menular dan dapat meningkatkan tingkat keparahan pasien COVID-19. Namun, dominasi masih tercatat pada sub varian BA.1.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

"Tapi, dari pola yang ada sampai saat ini, bukan hanya di Indonesia tapi di dunia, 90 persen Omicron didominasi oleh BA.1," ungkapnya.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu

Untuk itu, Siti Nadia mengimbau agar kita tidak menurunkan kewaspadaan. Sebab, pandemi COVID-19 masih membayang-bayangi kita. 

"Apa pun variannya, kuncinya hanya 3M, 3T dan vaksinasi COVID-19. Dan saat ini kita melakukan percepatan vaksinasi baik booster maupun vaksinasi primer yang harus kita selesaikan segera mungkin," tuturnya. 

Terkait target vaksinasi COVID-19 yang harus dikejar, Nadia menyampaikan, angka 70 persen harus sudah dicapai sebelum Ramadhan 2022. 

"Saya berharap kita betul-betul di bulan Ramadhan tahun ini, kita bisa melakukan sebagian aktivitas yang pernah kita lakukan," ungkap dr. Siti Nadia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya