Wajib Tahu, Ini Risiko Dibalik Konsumsi Daging Kurban Berlebihan

Ilustrasi makan daging kurban
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Hari ini umat Muslim di Tanah Air merayakan Hari Raya Idul Adha 1443H. Perayaan Idul Adha sendiri identik dengan suguhan berbagai olahan daging kambing atau daging sapi.

10 Gejala Antraks pada Manusia yang Memakan Korban di Gunungkidul

Sebut saja sate kambing, rendang, sop, hingga gulai kambing.

Konsumsi daging bukan hanya terjadi selama perayaan Idul Adha, terkadang pemberian daging kurban pada hari ini juga sering menyisakan persediaan daging kambing atau daging sapi hingga beberapa hari ke depan.

Bukan Muslim, Ini Alasan Bertrand Antolin Tetap Terlibat dalam Berkurban

Meski mengonsumsi olahan daging sapi atau daging kambing enak, namun jika dikonsumsinya secara berlebihan dapat berdampak kurang baik bagi kesehatan lho.

Apa saja permasalahan kesehatan yang bisa dirasakan masyarakat?

Viral Daging Kurban Dimasak Jadi Steak, Alhasil Alot: Kaya Sendal Jepit

Berikut beberapa hal yang dapat terjadi pada tubuh Anda jika Anda makan terlalu banyak daging melansir dari laman The Healthy.

1. Bisa Mengalami Sembelit
Daging hampir tidak mengandung serat, yang biasanya Anda dapatkan dari buah-buahan, sayuran dan biji-bijian.

Sembelit dan nyeri saat buang air besar adalah beberapa tanda pertama Anda kekurangan serat, kata ahli gizi Jenna Braddock, pendiri makehealthyeasy.com.

"Kembali ke buah-buahan dan sayuran adalah salah satu cara terbaik untuk mendapatkan serat karena Anda juga mendapatkan nutrisi yang sangat baik bersamanya," kata Braddock.

2. Mempengaruhi Kesehatan Jantung
Terlalu banyak mengonsumsi daging dapat mempengaruhi kesehatan jantung. Jenis daging tersebut tinggi lemak jenuhnya, yang menurut penelitian meningkatkan kolesterol LDL "jahat" dan pada gilirannya, meningkatkan risiko penyakit jantung.

The American Heart Association merekomendasikan untuk membatasi lemak jenuh 5 hingga 6 persen dari total kalori, atau 13 kalori dalam diet 2000 kalori.

Untuk itu, penting mengimbangi dengan makan serat. Karena serat membantu tubuh Anda menyerap kolesterol, dan dapat melindungi jantung Anda.

3. Tubuh Anda Mungkin Harus Melawan Peradangan
Lemak jenuh dalam daging dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh, demikian temuan penelitian di European Journal of Nutrition.

Ditambah lagi, daging memiliki kandungan antioksidan penangkal peradangan lebih rendah dibandingkan produk turunannya.

"Alasan ada rekomendasi bagi orang-orang untuk 'makan makanan yang penuh warna' adalah karena setiap warna yang Anda temukan dalam buah dan sayuran karena pigmen adalah kelompok antioksidan berbeda yang melakukan hal berbeda dan bermanfaat bagi tubuh dengan cara berbeda," kata Braddock.

4. Risiko Batu Ginjal
Protein yang berlebihan dapat merusak ginjal. Secara spesifik, protein hewani penuh dengan senyawa yang disebut purin, yang terurai menjadi asam urat.

Terlalu banyak asam urat meningkatkan risiko batu ginjal, kata Passerrello. Kebanyakan orang seharusnya tidak terlalu kesulitan memecah protein, tetapi perhatikan asupan Anda jika Anda memiliki riwayat keluarga dengan masalah ginjal.

5. Berat Badan Bertambah
Anda mungkin pernah mendengar bahwa protein membantu membangun masa otot. Tapi terlalu banyak makan daging memiliki efek samping yang tidak diinginkan.

"Jika Anda makan lebih banyak protein daripada yang dibutuhkan tubuh, Anda tidak menyimpannya sebagai protein melainkan lemak. Ini tidak bermanfaat kecuali Anda juga meningkatkan permintaan tubuh Anda," kata Braddock.

6. Risiko Kanker Anda Bisa Meningkat
Studi menunjukkan bahwa makan banyak daging merah dapat meningkatkan kemungkinan terkena kanker kolorektal.

Laporan tahun 2018, Diet, Nutrisi, Aktivitas Fisik, dan Kanker: Perspektif Global dari Dana Penelitian Kanker Dunia dan Institut Penelitian Kanker Amerika menemukan bahwa makan lebih dari 18 ons daging merah seminggu dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal.

Faktanya, makan daging olahan secara teratur dalam jumlah berapa pun dapat membuat Anda lebih rentan terhadap kanker perut dan kolorektal, menurut American Institute for Cancer Research.

Para ilmuwan belum mengkonfirmasi alasan itu, tetapi mungkin terkait dengan lemak jenuh dalam produk tersebut, kata Passerrello. Cobalah menukar beberapa daging dengan unggas atau protein nabati seperti kacang-kacangan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya