Wow! Tes Genom Bisa Deteksi Kanker dan Disfungsi Ereksi Pria, Ini Caranya!

Ilustrasi kelamin pria.
Sumber :
  • pixabay

JAKARTA  – Pernah mendengar istilah pemeriksaan genomic? Mungkin istilah ini cukup asing di telinga masyarakat tanah air. Namun pemeriksaan ini belakangan jadi perhatian publik lantaran bisa mendeteksi penyakit berbahaya sedini mungkin.

Kesehatan Makin Memburuk, Istana Buckingham Perbarui Rencana Pemakaman Raja Charles III

Pemeriksaan genomic sendiri adalah tes laboratorium yang memanfaatkan profil gen dengan tujuan meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup seseorang  dengan cara yang lebih personal. 

Melalui pemeriksaan ini, dapat digunakan untuk menentukan jenis serta dosis obat sesuai dengan profil gen pasien. Selain itu pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk memeriksa risiko penyakit yang diturunkan dari anggota keluarga kamu.

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Tak hanya itu saja, pemeriksaan genomic ini juga ternyata bisa membantu mengetahui tentang kesuburan pria dan wanita. 

“Untuk laki-laki ada. Pemeriksaan genomic ada 11 katagori salah satunya ada female dan male reproduksi ada kadar testosteron, hingga disfungsi ereksi,” kata praktisi tersertifikasi DNA, dr. Catherine Tjahjadi, CMT, ABAARM, FINEM, dalam acara talkshow Tirta Medical di Jakarta Selatan, Jumat 2 Februari 2024.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Selain itu melalui tes ini juga bisa membantu masyarakat soal nutrisi dan diet hingga olahraga apa yang cocok untuk dilakukan dalam rangka membantu program penurunan berat badan.

“Diet ini kaitannya dengan penurunan berat badan apakah kita gampang turun berat badan. Ada orang yang mau turun berat badan kamu olahraga aja, ternyata kamu olahraga hanya dapat sehat tidak dapat kurus. Gen yang bilang gitu,” jelas Catherine.

Catherine menjelaskan lebih lanjut,”ternyata ada snif di gen Aloks mesti jaga mulut (atur pola makan) harus defisit kalori baru ternyata menurunkan berat badan. Jadi tiap orang beda-beda ada yang kombinasi keduanya ada yang salah satu. Kalau sudah periksa genomic terus masuk ke pemrogram pengurusan berat badan maka ga usah repot lagi ga salah lagi makan,” ujar dia.

Selain itu, pemeriksaan ini juga bisa dilakukan untuk pasangan calon suami istri untuk mengetahui masalah kesuburan pasangan termasuk soal masalah disfungsi ereksi pada pria. 

Proses tes

Diungkap Catherine bahwa untuk proses tes ini sendiri minimal invasif. Dimana tes ini bisa dilakukan secara mandiri. Namun harus tetap berkonsultasi dengan dokter begitu hasil tes tersebut keluar.

“Enggak sakit hanya cotton bud di pipi saja. Mereka nantinya sebelum tes cuma puasa tidak makan tidak minum tidak ngerokok selama satu jam. Ini dimaksudkan untuk memastikan si sampel DNA bisa terambil lebih banyak. Setelah itu sampel tersebut langsung dibawa ke lab untuk diperiksa,” ujar dia.

“Pemeriksaan dna dulu lumayan mahal karena sampel di kirim ke luar. Sekarang affordable karena bisa dikerjakan di sini. Bisa dilakukan mandiri bisa tes dna. Yang perlu setelah hasil keluar 100 halaman. Melakukan tes silahkan mandiri hasil baik atau tidak tanya ke dokter untuk dapat penjelasan,” jelasnya.

Tes ini kata Catherine bisa dilakukan sejak anak usia 2 tahun. Namun tidak disarankan untuk orang-orang yang pernah melakukan kemo atau radiasi.

“Kita ambil dua tahun karena sudah confrm. Swab bisa aja baik ada gen tidak bisa diekstrak tunggu 2 tahun. Tetapi tidak sarankan sudah kemo atau radiasi untuk dna, karena DNA sudah bermutasi,” jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya