Momentum Hujan Emas Asian Games

Selebrasi Kemenangan Aries Susanti usai Rebut Emas Panjat Tebing
Selebrasi Kemenangan Aries Susanti usai Rebut Emas Panjat Tebing
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Kejutan Jojo bukan yang paling besar di Asian Games 2018. Itu hanya bagian kecil dari kejutan yang ada di pesta olahraga terbesar se-Asia itu. Justru, yang mencengangkan adalah prestasi Indonesia. Pencapaian Indonesia di Asian Games 2018 sebenarnya tak diduga.

Target Indonesia di Asian Games 2018 cuma 16 medali emas. Namun, kontingen Merah Putih nyatanya bisa menyabet lebih dari 20 medali emas. Ini menjadi pencapaian terbaik Indonesia di Asian Games. Torehan pada edisi 2018, melewati 1962, saat Indonesia juga menjadi tuan rumah.

Pada 1962, Indonesia mampu menyabet 11 medali emas. Dan mereka menjadi runner up, di bawah Jepang yang mampu melibas 73 medali emas. Usai edisi 1962, Indonesia baru bisa melesat lagi pada Asian Games 1974. Kala itu, kontingen Indonesia menyabet 15 medali emas.

Tapi, Indonesia kesulitan bersaing di edisi-edisi selanjutnya. Langkah mereka terseok-seok di pesta olahraga Asia empat tahunan itu.

Sebelum 2018, torehan emas terbanyak Indonesia ya di 1974. Nahas, karena Tim Merah Putih sulit sekali meraih 10 medali di Asian Games dalam edisi-edisi setelahnya. Jangankan 10, enam saja sulit. Bahkan, di Asian Games 2014, Incheon, cuma mendapat empat medali emas.

"Para atlet sudah bekerja keras. Mereka habis-habisan, ingin mempersembahkan yang terbaik bagi Indonesia," puji Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo.

Pencapaian di 2018 ini bagaikan oase bagi prestasi olahraga Indonesia. Sebab, sudah sangat lama Indonesia tak bicara banyak di pentas Asia. "Hujan emas" di Asian Games 2018 diharapkan bisa menjadi momentum kebangkitan olahraga Indonesia.

Pencak Silat Jadi Primadona

Ketika merumuskan target, pemerintah bersama PB masing-masing cabang olahraga menggelar rapat. Mereka berdiskusi demi mengatur strategi bagaimana target sukses prestasi bisa dicapai. Bukan soal strategi teknis di atas lapangan. Namun, juga non-teknis seperti cabang olahraga mana saja yang dipertandingkan.

Sebagai tuan rumah, Indonesia memang punya hak untuk mengajukan cabang olahraga yang akan dipertandingkan. Hingga akhirnya, beberapa cabang olahraga non-olimpik, yang jadi andalan Indonesia boleh dipertandingkan.

Pencak silat dan paragliding/paralayang jadi contoh olahraga non-olimpik yang dipertandingkan. Indonesia juga diuntungkan dengan dipertandingkannya sport climbing.

Tiga cabang olahraga tersebut ternyata menghadirkan cukup banyak medali emas. Paragliding menyumbang dua emas. Lalu, sport climbing menghadirkan tiga emas untuk Indonesia. Pencak silat yang jadi primadonanya. Ada 14 medali emas yang disumbangkan untuk Indonesia.

"Pemerintah mengucapkan rasa terima kasih yang begitu besar terhadap perjuangan atlet. Bukan cuma peraih emas, tapi atlet yang bertanding di Asian Games. Mereka sudah mengeluarkan yang terbaik," kata Sekretaris Menteri Pemuda dan Olahraga, Gatot S Dewa Broto.

"Cabang olahraga non-olimpik memang begitu membantu. Tapi, di masa persiapan, saat kami menggelar rapat dengan PB masing-masing cabang olahraga, banyak juga yang tak mau jemawa dengan target," ujarnya menambahkan.

Halaman Selanjutnya
img_title