Momentum Hujan Emas Asian Games

- VIVA/Muhamad Solihin
Atlet bulu tangkis Indonesia Antony Ginting saat mengalami cedera dalam Pertandingan Final Asian Games 2018 melawan tunggal putra China Shi Yuqi di Istora, Jakarta, Rabu 22 Agustus 2018. (VIVA/M Ali Wafa)
Pengorbanan bukan cuma ditunjukkan oleh Ginting. Atlet-atlet lain juga melakukan pengorbanan demi bisa membela panji Indonesia. Seperti yang dilakukan oleh anggota tim panjat tebing nomor speed relay, Abu Dzar. Selama 1,5 tahun, Abu harus meninggalkan keluarganya.
Dia rela menjadi "Bang Toyib" yang tak pulang-pulang hanya demi fokus menyiapkan diri demi membela negara. "Saya meninggalkan keluarga 1,5 tahun demi Tim Nasional. Suka duka pasti ada. Suka karena kami fokus membela negara dan memberikan yang terbaik.
Dukanya, sering meninggalkan anak dan istri, kerap ke luar negeri, jarang pulang," kata Abu Dzar kepada VIVA.
Abu Dzar mengaku sangat rindu dengan anak dan istrinya selama melakoni masa pemusatan latihan bersama tim panjat tebing Indonesia. Namun, rasa kangen itu harus ditahan olehnya.
"Keluarga bangga, apa yang saya korbankan akhirnya terbayar. Setelah selesai Asian Games, saya mau jumpa putra saya yang masih berusia lima tahun," terang Abu Dzar.
Itulah pengorbanan pahlawan olahraga Indonesia. Masih mau merundung mereka?Â
Pemerintah saja mau memberikan penghargaan kepada mereka. Uang bonus hingga Rp1,5 miliar, rumah, hingga jaminan menjadi Pegawai Negeri Sipil, sudah disiapkan oleh pemerintah.
Semua diberikan semata-mata demi menghargai perjuangan atlet-atlet nasional. Sepatutnya, kita juga memberikan penghargaan kepada mereka. Dukungan, menjadi penghargaan paling sederhana dan jangan merundung mereka.
Baca Juga