SOROT 533

Rasa Fermentasi dan Gelora Fesyen Jadul

Ilustrasi Life Style
Sumber :
  • VIVA/Tim Desain

VIVA – Tahun 2018 akan segera berakhir dalam hitungan hari. Menyambut tahun baru, belum lengkap rasanya tanpa 'meramal' tren mendatang. Tak hanya tren fesyen dan kecantikan, kuliner yang kini telah menjadi bagian tak terlepaskan dari gaya hidup juga memiliki tren-nya sendiri. Siapkan diri Anda tampil lebih stylish sambil bertualang rasa di 2019.

Bukan Boba, Topping Minuman Ini Diprediksi Bakal Jadi Tren 2023

Makanan telah menjadi salah satu unsur utama dalam kebudayaan suatu masyarakat. Seiring dengan budaya modern yang kini semakin kuat, tentu saja cara manusia memandang makanan pun perlahan telah bergeser. Yang tadinya hanya sebagai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk bertahan hidup, kini menjadi gaya hidup tersendiri.

Di dunia internasional, ada begitu banyak kuliner yang diprediksi akan menjadi tren di 2019. Dilansir dari Refinery29, Jumat, 28 Desember 2018, beberapa yang diproyeksikan akan semakin hits adalah makanan yang mengandung probiotik seperti kimchi dan aneka makanan fermentasi lainnya. Ini berhubungan dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk menjalani pola hidup sehat.

Koleksi Fesyen Ini Diluncurkan untuk Dukung Pemberdayaan Perempuan

Menurut Whole Foods, makanan fermentasi umumnya bisa bertahan lama tanpa zat pengawet dan digemari karena bisa dijadikan stok makanan jangka panjang di rumah. Makanan-makanan ini juga mengandung bakteri baik yang sangat bermanfaat bagi usus. Benchmark Hospitality bahkan memprediksi akan semakin banyak restoran dan hotel butik di seluruh dunia yang menyajikan kombucha, kimchi dan makanan fermentasi buatan sendiri di tahun 2019 mendatang.

Kimchi

Ivan Gunawan Luncurkan Busana Terbaru Jelang Ramadhan

Kimchi, makanan fermentasi asal Korea.

Tren lainnya yang juga diramalkan akan menjadi besar di tahun depan adalah yang disebut 'sayuran baru'. Beberapa berasal dari laut, mulai dari water lily, kelp (sejenis rumput laut) dan alga. Namun, ada pula yang tumbuh di darat, seperti sorrel, daun dandelion dan amaranth yang semuanya disebut 'the new kale'. Tak hanya itu, singkong pun disebut-sebut bakal mendulang popularitas dengan diolah menjadi deretan camilan, seperti keripik, jerky, bahkan tortilla.

Dalam hal proses mengolah makanan, Chef Steby Rafael memprediksi metode memasak sehat masih akan menjadi tren. Apalagi dengan begitu masifnya kemajuan teknologi saat ini, membuat banyak orang yang semakin mudah mencari informasi tentang kesehatan, makanan sehat dan higienitas dalam mengolah makanan.

Satu lagi, baik William Wongso dan Steby sama-sama mengatakan, orang yang mengadopsi diet vegan dan vegetarian akan meningkat. Begitu pula dengan pola makan clean eating, yang lebih fokus pada konsumsi makanan segar tanpa melalui banyak proses pengolahan.

Selain itu, yang diyakini banyak pihak akan booming adalah makanan yang didesain untuk Insta Story. Kita semua tahu bahwa sejak adanya media sosial, terutama Instagram, tren food porn yang menampilkan foto makanan super lezat dan menggoda pun membludak.

Namun, tahun 2019, fotografi makanan tampaknya akan digantikan dengan video sejak tren Insta Story dan vlog kian merajalela. Akan semakin banyak restoran yang memilih untuk menyajikan menu hidangan yang memberikan suara, gerakan atau bisa berubah warna. Semata-mata hanya untuk terlihat menggoda di media sosial.

Cita Rasa Asia

Di Indonesia sendiri, tren kuliner 2019 akan didominasi dengan semakin menjamurnya warung dan kedai kopi lokal yang menawarkan ragam menu kopi. Hal itu diungkapkan pakar kuliner Tanah Air, William Wongso. Menurutnya, kita akan melihat para generasi milenial yang banyak berada di balik layar kedai kopi lokal di Indonesia yang terus melahirkan eksperimen baru di dunia perkopian.

Tak hanya itu, William juga memprediksi kuliner kelas menengah akan semakin bervariasi. Yang pasti, tren Korean barbeque akan tetap bertahan di Indonesia, terutama di sejumlah kota besar. Begitu pula dengan kuliner khas Jepang, seperti sushi, sashimi dan shabu-shabu.

"Saya rasa tren kuliner Jepang dan Korea akan bertahan, karena mereka konsisten dan dari segi selera cocok dengan orang Indonesia. Korea barbeque akan tetap jalan, tapi itu untuk kelas menengah ke atas, karena enggak mungkin murah harganya," ujar William saat dihubungi VIVA baru-baru ini.

Meski begitu, kuliner berharga murah pun dianggap akan tetap digandrungi di Indonesia. Alasannya sederhana, kuliner murah belum tentu murahan. Sebut saja ayam geprek dan sate taichan. seperti yang diungkapkan Chef Steby Rafael. Ia mengatakan kuliner yang harganya murah kini juga dibuat 'naik kelas' dengan tambahan aneka topping, salah satunya keju mozzarella.

Ayam geprek mozzarella.

"Kalau di Indonesia, semua makanan yang murah, (porsinya) banyak dan (diberi) keju sudah pasti viral. Apa pun itu selama terjangkau pasti laku. Kuliner serba geprek dan keju-kejuan akan terus ngetren karena anak kost bisa makan," kata Steby.

Kuliner Lokal Naik Pamor

Sementara kuliner yang diprediksi bakan ditinggalkan orang antara lain es kepal, kue cubit dan martabak aneka topping yang disebut Steby seasonal alias hanya digandrungi selama periode waktu tertentu. Sebaliknya, popularitas aneka kue tradisional Nusantara disebut bakal melambung di 2019. Contohnya gandasturi, ongol-ongol, lapis legit dan masih banyak lagi.

Tak hanya itu untuk tren bisnis kuliner, tahun depan akan didominasi inovasi dalam hal kemasan dan penyajian. Jadi bukan hanya dari segi kuliner atau cara memasaknya saja yang mengalami inovasi. Kemasan dan cara penyajiannya pun akan semakin bervariasi untuk menarik hati konsumen.

Menurut Steby, kuliner Indonesia juga akan semakin dikenal di luar negeri, seperti gulai, aneka bacem, oncom dan tempe. Yang terakhir sebenarnya sudah punya nama besar di dunia kuliner internasional.

Soto ayam

"Tanpa disadari (kuliner Indonesia) punya bentuk pasarnya sendiri di luar negeri. Makanan rumahan kita, ayam woku udah terkenal di Amsterdam. Soto ayam, soto Makassar, soto Lamongan sudah punya pasar di luar negeri," ucapnya.

William Wongso pun yakin kuliner Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan tak kalah dengan serbuan deretan kuliner luar negeri.

"Menurut saya, selama masakan Indonesia penyajiannya otentik dan konsisten, dia akan terus (digemari). Kemudian jika market-nya jualnya dengan harga murah, dia akan banyak peminatnya," katanya.

Rasa Masa Lalu

Ilustrasi gambar kopi.

3 Tren Minuman di 2022 yang Patut Dihindari, Jangan Dicoba!

Setelah semua minuman dikonsumsi pada momen malam Tahun Baru kemarin, mulai dari cokelat, soda, krim keju yang penuh lemak, saatnya mulai beralih ke gaya hidup sehat.

img_title
VIVA.co.id
5 Januari 2023