- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Suatu sore di Lapangan Lodaya, Kota Bandung, di penghujung Maret 2017. Setelah menunggu sepanjang siang, ratusan Bobotoh - tua dan muda - akhirnya bisa menyaksikan idola baru mereka beraksi di lapangan hijau.
Untuk kali pertama, Michael Essien berlatih bersama tim Maung Bandung. Setelah sejenak pemanasan, tak sulit bagi Essien untuk beradaptasi dengan rekan-rekan barunya. Walau cuma sesekali berlari sprint, kemudian operan satu-dua dengan rekan setim, aksi Essien itu sudah cukup memukau massa bobotoh yang memadati pinggir lapangan.
Mereka makin tak sabar segera melihat Essien segera berlaga di kompetisi sesungguhnya, saat Persib meladeni Arema Malang pada hari pertama Liga 1 15 April 2017. Berharap kehebatan dan semangat bertarung dari gelandang asal Ghana itu - yang pernah membela klub-klub kelas dunia, seperti Chelsea dan Real Madrid - bisa menular ke rekan-rekannya di Persib Bandung untuk kembali jadi pemenang.
Bergabungnya Essien ke Persib Bandung menjadi perhatian pecinta sepakbola di seluruh dunia. (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Bobotoh Persib, Triana Pudji Astuti, yakin kedatangan Essien juga mampu mendongkrak nama Persib di dalam maupun luar negeri. Itu terlihat dari banyaknya media internasional yang menyoroti bergabungnya kapten Timnas Ghana itu.
"Senang banget di seluruh dunia sekarang tahu sepakbola Indonesia dan tahu Persib. Saya berharap Essien bisa beradaptasi dengan cepat dan memberikan yang terbaik," kata Triana.
Essien pun terlihat antusias dengan klub anyarnya. Pemain asal Ghana ini mengunggah video saat berlatih dengan Persib di Instagram. Ini kali pertama dia mengunggah hal yang berhubungan dnegan Maung Bandung di akunnya di Instagram.
Essien jelas menjadi salah satu daya tarik bagi kompetisi liga sepakbola resmi di Tanah Air, yang segera bergulir kembali. Liga 1 yang mendapat sponsor utama Gojek dan Traveloka ini akan mulai dihelat pada 15 April 2017 mendatang.
Dan liga kali ini dipastikan akan semakin semarak. Sebab animo masyarakat yang sudah tidak sabar untuk menyaksikan liga Indonesia bergulir lagi setelah sempat vakum sejak 2015 lalu. Tak heran jika seluruh klub peserta berburu pemain-pemain bintang seperti Essien demi memperkuat skuat mereka dalam mengarungi kerasnya kompetisi kasta tertinggi di Indonesia ini.
Selanjutnya…Marquee Player
Marquee Player
Dengan berbagai regulasi baru yang diterapkan PT Liga Indonesia Baru selaku operator resmi kompetisi, disinyalir akan membuat kompetisi semakin memikat. Salah satu regulasi yang bakal membuat Liga 1 kian semarak adalah terkait status “marquee player” seperti Essien. Klub peserta boleh merekrut lebih dari tiga pemain asing.
Di aturan awal, setiap klub hanya boleh mengontrak maksimal tiga pemain asing dengan komposisi: dua pemain non-Asia dan satu pemain Asia. Tapi klub bisa memiliki empat pemain asing. Asalkan pemain asing keempat yang didatangkan merupakan pemain ternama yang disebut sebagai marquee player.
Atas dasar inilah, sejumlah klub berlomba-lomba untuk mendatangkan marquee player. Meski untuk mendapatkan marquee player tidaklah mudah. Sebab PSSI telah menetapkan syaratnya.
Yang dapat masuk kategori itu adalah mereka yang pernah mentas di Piala Dunia dalam tiga edisi terakhir. Atau mereka pernah bermain di kompetisi kasta tertinggi di negara-negara Eropa.
Dan pada pertengahan Maret 2017 lalu, Persib Bandung langsung menggebrak dengan mengumumkan secara resmi telah merekrut mantan pemain Chelsea, Michael Essien. Belum diketahui berapa nilai kontrak Essien di Persib. Namun, menurut transfermarkt, pemain 34 tahun tersebut masih layak dihargai hingga €680 ribu atau setara Rp9,6 miliar.
Kehadiran Essien membuat pelatih Persib Djadjang Nurdjaman bangga. Meski sudah berusia 34 tahun, Essien terbilang pemain yang masih produktif. Ia pun merasa tertantang untuk membawa Persib kembali meraih gelar.
"Ya, tentu saya bangga bisa melatih pemain kelas dunia yang pernah malang-melintang di Liga Inggris, Liga Italia dan terakhir di Liga Yunani," kata pelatih yang akrab disapa Djanur ini.
"Ini tantangan buat saya. Karena seperti kita tahu, dia pemain dunia yang pengalamannya tidak diragukan lagi. Ini surprise, dan dia pemain yang kami harapkan," ujarnya di situs resmi Persib.
Cole menyusul jejak Essien ke Persib Bandung. (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
Dua pekan berselang atau tepatnya 30 Maret 2017, Persib kembali menggebrak dengan kembali merekrut bintang kelas dunia yang juga mantan pemain Chelsea, Carlton Cole. Pemain depan asal Inggris itu sebelumnya pernah memperkuat Chelsea (2001-2006), West Ham united (2006-2015), Celtic (2015-2016) dan Sacramento Republic (2016).
Selanjutnya...Respons Klub Lain
Respons Klub Lain
Klub-klub pesaing Persib pun tak mau kalah. Madura United juga turut meramaikan bursa transfer pemain jelang Liga 1 bergulir. Mereka resmi mendatangkan pemain depan asal Nigeria, Peter Osaze Odemwingie. Pemain yang kini berusia 35 tahun itu pernah malang-melintang di kompetisi Eropa bersama Lille, Lokomotive Moscow, West Bromwich Albion, Cardiff City hingga Stoke City.
Tidak hanya itu, dia juga mengantongi 63 caps timnas Nigeria. Dia menjadi bagian saat Nigeria meraih medali perak Olimpiade 2008 serta posisi tiga Piala Afrika 2004, 2006 dan 2010.
Tidak mau kalah dengan langkah Persib dan MU, PSM Makassar pun mendatangkan dua pemain Eropa dengan standar marquee player. Yaitu Wiljan Pluim dan Steven Paulle.
Pesepakbola PSM Makassar Willem Jam Pluim (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Celebest FC Murdaim (kiri) saat bertanding pada pertandingan persahabatan di Stadion Mattoanging Gelora Andi Mattalatta Makassar, Sulawesi Selatan. (ANTARA FOTO/Yusran Uccang)
Pluim merupakan pemain Belanda berusia 28 tahun yang telah malang melintang di liga Belanda. Dia pernah memperkuat Vitesse Arnhem, Roda JC, PEC Zwolle hingga Willem II.
Sedangkan Paulle adalah pemain Prancis berusia 31 tahun. Pemain berposisi bek itu sebelumnya memperkuat klub Prancis, AS Cannes (2005-2010) dan Dijon (2010-2017).
Meski demikian, PSM belum puas. PSM berencana menambah satu pemain asing lagi menyambut Liga 1. Namun, CEO PSM, Munafri Arifuddin mengatakan, pemain tersebut bukanlah marquee player.
Munafri beralasan, PSM saat ini sudah memiliki dua marquee player. Dengan demikian, pemain asing yang diincar tak masuk dalam kategori tersebut.
"Bukan marquee player, tapi good player. Marquee player kan kita sudah punya dua," ujar Munafri di Makassar, awal April lalu.
Sementara itu, Bali United juga tidak mau ketinggalan. Mereka mendatangkan pemain jebolan akademi Ajax Amsterdam, Sylvano Dominique Comvalius. Striker berusia 29 tahun yang merupakan teman lama Irfan Bachdim saat di Ajax itu pernah merumput di liga Skotlandia bersama Striling Albion.
Tiga pemain asing lainnya yang dimiliki Bali United adalah bek Korea Selatan Ahn Byung Keon, gelandang Argentina, Marcos Flores dan striker asal Australia, Ndumba Makeche.
Langkah klub-klub Liga 1 merekrut marquee player pun diikuti Pusamania Borneo FC (PBFC). Klub berjuluk Pesut Etam itu mendatangkan jebolan Piala Dunia 2010, Shane Smeltz, sebagai marquee player. Striker kelahiran Jerman tersebut sudah melanglang buana dalam kompetisi di negara Asia. Sempat berseragam Kedah FA, terakhir dia bermain di Liga Australia membela Wellington Phoenix.
Striker internasional Selandia Baru itu diikat kontrak hingga berakhirnya Liga 1 pada Desember 2017 mendatang. Akan tetapi, Presiden Borneo FC, Nabil Husein, enggan mengungkapkan nilai kontraknya.
"Kalau kontrak privasi. Tapi tidak berbeda jauh dengan yang ada di Transfermarkt," tutur Nabil dalam konferensi pers di Hotel Atlet Century, Jakarta, Selasa, 11 April 2017.
Jelang Liga 1 bergulir, Persela Lamongan pun mengumumkan marquee player yang berhasil mereka rekrut dengan kontrak satu tahun, yaitu Jose Manuel Barbosa Alves. Jose Coelho diketahui pernah menimba ilmu di FC Porto. Gelandang serang itu juga pernah bergabung dengan Inter Milan U-19 dan Benfica U-19, sebelum akhirnya menjalani karier profesionalnya bersama tim senior Benfica pada musim kompetisi 2008.
Hanya saja, tidak semua klub Liga 1 ingin mendatangkan marquee player. Contohnya Sriwijaya FC. Sekretaris klub, Achmad Haris menegaskan, pihaknya masih fokus dengan pemain yang ada saat ini.
SFC lebih memilih tetap mengkombinasikan pemain senior dengan junior, untuk menyiapkan tim jelang gelaran Liga 1. Daripada memasksakan mendatangkan pemain bintang nan mahal.
"Kita sebenarnya bisa saja mendatangkan marquee player, kenapa tidak? Cuma kan, pemain yang usianya sudah di atas 30 kita tidak tahu track record-nya," ujar Achmad saat dihubungi VIVA.co.id, akhir Maret lalu.
Selanjutnya…Tuai Kontroversi
Tuai Kontroversi
Munculnya aturan marquee player memang agak mengagetkan. Sebab sebelumnya tidak ada pembahasan tentang hal itu. Aturan tersebut baru ada setelah terlaksana pertemuan 18 klub peserta beberapa waktu lalu.
Entah sebuah kebetulan atau tidak, regulasi itu pun berlaku setelah Persib Bandung sehari sebelumnya sukses mendatangkan gelandang Ghana, Michael Essien. Maka tidak heran jika ada sedikit nada sumbang mengenai perenapan aturan itu.
"Kami juga surprise kalau ada aturan marquee player ini. Tapi kami berprasangka baik saja, karena Ketua Umum PSSI ingin Liga 1 lebih semarak lagi," tutur Sekretaris PT Sriwijaya Optimistis Mandiri, Faizal Mursyid.
"Kami semua juga tidak tahu kan, Essien tiba-tiba datang dan ternyata statusnya marquee player," tutur Faizal.
Persija Jakarta adalah salah satu yang memberkan sambutan positif terkait aturan marquee player ini. Pelatih mereka, Stefano Cugurra Teco menyatakan "Saya sangat menyambut baik adanya regulasi ini, ini pertanda positif. Dan kami sebagai klub peserta Liga 1 akan mengindahkan semua peraturan yang sudah ditetapkan PSSI".
"Begitu pun semua klub, mereka harus wajib mengkuti aturan. Adanya marquee player tentu akan menambah kualitas Liga Indonesia," lanjutnya.
Sementara itu, wakil ketua umum PSSI, Joko Driyono, memberikan pandangan tentang aturan marquee player yang sekilas dianggap hanya akan menguntungkan tim besar saja. Dia dengan tegas menyatakan kalau regulasi yang diterapkan sudah cukup adil.
"Kalau soal adil dan tidak, sepakbola bisa disebut adil jika regulasi itu tak boleh berubah saat kompetisi berlangsung. Itu esensi yang paling hakiki. Selama tak menyentuh titik tersebut, ini dikatakan sebagai hal yang normal," katanya.
Banyak yang bertanya-tanya terkait istilah marquee player. Menurut 'The New Partridge Dictionary of Slang and Unconventional English', marquee player adalah atlet profesional yang dianggap sangat populer, terampil atau memiliki teknik luarbiasa.
Marquee player diterapkan di beberapa liga olahraga. Dari sepakbola hingga rugbi. Hanya saja beberapa liga olahraga memiliki definisi dan aturan spesifik dan berbeda mengenai status marquee player.
Di A-League, Federasi Sepakbola Australia memperbolehkan setiap klub merekrut dua marquee player dengan nilai gaji di luar salary cap (batasan gaji maksimal) yang sudah ditentukan. Sementara federasi sepakbola India (AIFF) membuat aturan marquee player sejak 2014. Ini demi menyemarakkan kompetisi sepakbola yang kalah populer di India.
Pemain legendaris Luis Garcia (tengah) melakukan selebrasi gol bersama John Aldridge (kanan) dan Dietmar Hamann (kiri) saat pertandingan para legenda antara Liverpool melawan Real Madrid di Stadion Anfield. (Action Images via Reuters/Carl Recine Livepic)
Mantan pemain Liverpool asal Spanyol, Luis Garcia, menjadi pemain pertama yang menjadi marquee player di ISL saat direkrut oleh Atletico de Kolkata pada 2014 lalu. Definisi marquee playar di India sendiri adalah pemain asing yang pernah membela timnas di turnamen internasional. Seperti Piala Dunia, Piala Eropa, Copa America hingga Piala Asia.
Sedangkan Liga 1 Indonesia memiliki aturan yang berbeda soal marquee player. Yaitu mereka yang pernah mentas di Piala Dunia dalam tiga edisi terakhir. Atau pernah bermain di kompetisi kasta tertinggi di negara-negara Eropa.
Meski memiliki konsep yang berbeda-beda, namun ada kesamaan terkait tujuan penggunaan marquee player di beberapa kompetisi. Yaitu demi meningkatkan kualitas dan nilai jual kompetisi terkait.
Hal itu diakui Wakil Ketua Umum PSSi, Joko Driyono yang menyatakan, penerapan marquee player sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan nilai Liga 1. Menurut Joko, kedatangan marquee player berguna untuk perkembangan sepakbola Indonesia.
"Dengan adanya regulasi ini, tentu kami ingin meningkatkan nilai dari sebuah kompetisi. Dengan banyaknya pemain top ke Indonesia, itu menjadi nilai jual sepakbola Indonesia juga," kata pria yang akrab disapa Jokdri itu.
"Tapi, perlu diingat, harga itu harus sebanding dengan kualitas. Percuma datang pemain top tapi tak memiliki kualitas. Keduanya harus sebanding," lanjut dia. Itulah sebabnya, Joko Driyono mengatakan, pihaknya memberikan batasan ketat terkait status marquee player yang akan didatangkan ke Indonesia.
Dan terbukti, kedatangan pemain bintang berstatus marquee player langsung memiliki dampak buat klub. Salah satunya Persib yang berhasil mendatangkan Essien.
Efek kedatangan Essien langsung terasa menguntungkan bagi Persib dalam hal penjualan jersey. "Iya melonjak banget. Angkanya saya tidak ingat, tetapi yang jelas kami harus produksi ulang," kata Media Officer Persib, Irfan Suryadireja.
Jika dibandingkan penjualan jersey pemain Persib lainnya, seperti Atep Rizal, lonjakan penjualan jersey nomor punggung 5 milik Essien lebih laris. "Lebih booming ini. Mungkin tiga kali lipatnya," imbuhnya. (ren)