Logo DW

Setoran Diturunkan 45 Persen, Sopir Taksi Tetap Tak Mampu Bayar

ilustrasi taksi.
ilustrasi taksi.
Sumber :
  • Pixabay

Ribuan orang yang kehilangan pekerjaan kini berbondong-bondong kembali ke kampung halamannya, sekali pun pemerintah berulang kali memperingatkan agar penduduk hanya melakukan perjalanan, jika benar-benar terpaksa.

Kecenderungan serupa terjadi juga di India dan Indonesia. Selain pekerja domestik, Filipina dan Indonesia juga dibanjiri pekerja yang kembali dari luar negeri karena kehilangan pekerjaan.

“Sebelum krisis corona, setiap 10 sampai 20 menit ada penumpang”, kata Narong, sopir Taxi berusia 50 tahun yang masih bertahan di Bangkok. “Sekarang saya sudah menunggu di sini sejak dua jam, dan tidak ada yang naik.”

Sektor informal di bawah tekanan wabah corona

"Perusahaan memang menurunkan tarif setoran mobil, dari 900 ke 500 baht“, kata Narong. „Tapi bagaimana bisa membayar 500 baht? Sehari paling banyak saya dapat 300 baht”.

Narong adalah salah satu dari sekitar 24 juta warga Thailand yang mencari nafkah di sektor informal, sebagai sopir taksi dan ojek, buruh harian, pekerja serabutan dan pedagang kecil.

“Saya tidak punya asuransi jaminan social. Kalau situasinya terus begini, saya harus pulang kampung, daripada meminjam uang di kota,“ tambahnya.