- Instagram @virgoun_
JAKARTA – Virgoun mendatangi Polda Metro Jaya pada hari Kamis, 27 Juli 2023, guna menjalani pemeriksaan sebagai terlapor atas kasus dugaan perzinaan yang dilaporkan oleh Inara Rusli.
Ia diperiksa selama beberapa jam. Setelah selesai, Virgoun dengan didampingi kuasa hukum, Sandy Arifin meladeni pertanyaan awak media. Saat diperiksa, Virgoun diberi 22 pertanyaan. Namun, baik Virgoun ataupun Sandy enggan membocorkan perihal topik pemeriksaan. Scroll untuk tahu berita lengkapnya.
Lalu kemudian, Virgoun bercerita mengenai hal lain. Terkait nafkah anak, hingga saat ini Virgoun masih tetap menjalankan kewajibannya tersebut. Sebagai informasi, proses perceraian Virgoun dan Inara hingga saat ini masih bergulir di Pengadilan Agama Jakarta Barat. Selama menikah, mereka dikaruniai tiga orang anak.
"Saya tetap nafkahin anak saya semampu saya," kata Virgoun.
Kemudian, Virgoun tidak mau mengungkap isi hati atau perasaan saat ini terkait nasib rumah tangganya. Yang pasti, ia telah menyerahkan semua urusan kepada kuasa hukum.
"Soal hati urusan saya pribadi ya. Kayaknya enggak perlu saya spill. Ya sudah, saya mohon maaf, saya serahkan kepada kuasa hukum. Doakan saya," kata Virgoun.
Kehidupan rumah tangga Virgoun dan Inara sendiri ditimpa isu perselingkuhan. Virgoun diduga telah berselingkuh dengan wanita lain saat masih menikah dengan Inara. Inara kemudian menggugat cerai Virgoun pada Senin, 22 Mei 2023 ke Pengadilan Agama Jakarta Barat.
Sebelumnya Virgoun yang lebih dahulu menggugat cerai Inara ke Pengadilan Agama Jakarta Barat. Namun, pada 17 Mei 2023 Virgoun secara resmi mencabut permohonan talak atau gugatan cerai terhadap Inara.
Virgoun mencabut gugatan cerai itu karena ingin mengubah poin mengenai hak asuh anak. Virgoun berencana meminta hak asuh anak. Setelah poin mengenai hak asuh anak ditambahkan, Virgoun akan kembali mengajukan gugatan cerai. Namun, Inara lebih dulu menggugat cerai Virgoun.
Oknum ASN di Mojokerto Cabuli Gadis ABG Teman Anak Sendiri, Begini Kronologinya
Seorang aparatur sipil negara (ASN) atau PNS di lingkungan Pemerintah Kota Mojokerto, mencabuli perempuan di bawah umur (ABG) berulang-ulang.
