Dokter Tirta Buka-bukaan: Masih Melamar Pekerjaan Meski Sudah Jadi Bos

dr Tirta
Sumber :
  • YouTube Denny Sumargo

Jakarta – Dokter Tirta, seorang kreator konten, membeberkan motivasinya untuk mengajukan lamaran dan bekerja di beberapa perusahaan sebagai pegawai, meskipun dia telah sukses memiliki bisnis sendiri yang berjalan lancar.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

"Karena kelamaan jadi bos itu enggak baik," kata Tirta dikutip dari YouTube Kasisolusi.

"Karena kita memandang selalu jadi pemimpin. Jadi aku kerja sama orang," imbuhnya.

Apes, Karyawan Diler Bikin Ferrari F40 Seharga Rp51 Miliar Ringsek Parah

Tirta Mandira Hudhi alias dr. Tirta.

Photo :
  • Instagram: dr. Tirta

Pemilik nama Tirta Mandira Hudhi yang belum lama ini menyelesaikan kuliah S2 di ITB itu mengaku langsung melamar kerja begitu selesai pendidikan magisternya.

Kantor LPS Bakal Hadir di Medan, Diresmikan 3 Mei 2024

"Mau digaji Rp 4, juta, Rp 5 juta, Rp 6 juta, aku cuma butuh kerja sama orang. Aku ngelamar kerja empat kantor," ucapnya. Namun Tirta juga berpesan agar orang-orang tidak takut bersaing dengannya. 

"Kamu jangan takut saingan sama saya, saya lebih tua lagi. Bisa aja aku lemot, kalau aku enggak keterima enggak apa-apa, it's okay emang itu faktanya," kata Tirta. 

"Tapi kalau aku keterima dan lebih hebat, bukan karena kamu bodoh, mungkin karena jam terbang, tapi kalau gajiku cuma segitu enggak apa-apa," sambungnya. 

Tirta menegaskan dia melakukan itu bukan karena iseng. Dia bahkan sudah berniat untuk melamar kerja di tempat lain.  Menurutnya, dengan bekerja di perusahaan lain dan merasakan menjadi karyawan, akan lebih membuka matanya tentang kehidupan sebagai karyawan.

"Kelamaan jadi owner itu enggak baik, karena kita nanti tidak bisa memanusiakan orang, kita hanya menganggap karyawan jadi angka," tuturnya.

"Selama jadi bos, CEO, CMO, COO, CFO, CBDO, menganggap semua data sebagai angka," imbuhnya.

dr Tirta

Photo :
  • Instagram/dr.tirta

Lebih lanjut Tirta mengungkap pengalamannya selama ini sebagai seorang atasan di perusahaan miliknya.

"Kita anggap pegawai kayak angka. Padahal angka ini kan orang," ungkap Tirta. "Makanya aku kerja sama orang, biar tahu rasanya," lanjutnya.

Bahkan berkat pengalamannya menjadi karyawan itu, Tirta mengaku sudah tak mau lagi meminta karyawannya untuk melakukan pekerjaan di luar jam kantor.

"Aku jadi berpikir, ternyata disuruh orang diluar jam kerja itu enggak enak ya," kata Tirta yang pernah diminta membuat press rilis jam 23.23. "Yo tak garap. Tapi akhirnya aku tidak mau nyuruh pegawaiku jam 11 malam, karena ternyata disuruh kayak gitu enggak enak," sambungnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya