Tak Cuma Marin, Tunggal Putri Ini Juga Pernah Terkapar di Arena Istora

Pebulutangkis Thailand, Ratchanok Intanon menderita cedera di Istora pada 2015
Sumber :
  • PP PBSI

VIVA – Insiden cederanya Carolina Marin pada laga final Indonesia Masters BWF World Tour Super 500, Minggu 27 Januari 2019 lalu masih jadi perbincangan penggemar bulutangkis dunia.

Gregoria Mariska Tumbang, Indonesia Cuma Sabet Satu Gelar di Swiss Open 2024

Akibat salah tumpuan usai melepaskan smash ke arah Saina Nehwal (India) di depan publik Istora, juara dunia tunggal putri 2014, 2015 dan 2018 itu divonis kerusakan patah otot ACL (Arterior Cruciate Ligament) pada lututnya.

Marin pun diprediksi harus absen panjang demi melakukan pemulihan cederanya tersebut. Namun, patut diketahui bahwa arena Istora bukan hanya kali ini saja menunjukkan "keangkerannya" hingga terkapar di tengah pertarungan.

Daftar Juara All England 2024

Sebut saja ratu tunggal putri Thailand, Ratchanok Intanon yang pernah mengalami hal tersebut saat berjumpa Lindaweni Fanetri di babak 16 besar Kejuaraan Dunia 2015.

Pebulutangkis Thailand, Ratchanok Intanon menderita cedera di Istora pada 2015

Maharatu Bulutangkis Dunia Tak Terbendung, Jagoan China Hancur di BWF World Tour Finals 2023

Insiden tersebut terjadi saat game ketiga pada poin 8-5 untuk Intanon, dimana bola hasil dropshot Linda tak lagi bisa dijangkau juara dunia 2013 itu sebelum akhirnya mendapat pertolongan tim medis dan memutuskan mundur.

Selain Intanon, situasi serupa diderita mantan tunggal putri Pelatnas Cipayung, Adriyanti Firdasari. Bahkan, Firdasari sampai harus dua kali merasakan "keangkeran" Istora.

Pebulutangkis Thailand, Ratchanok Intanon menderita cedera di Istora pada 2015

Laga babak pertama ajang Indonesia Open Super Series Premier 2012 pada Rabu 13 Juni 2012, cedera memaksa Firdasari menyerah di set pertama saat melawan peringkat satu dunia saat itu asal China, Wang Yihan.

Firdasari mengalami cedera pada kaki kanannya ketika kedudukan imbang 7-7. Pertandingan pun dihentikan dan pebulutangkis peringkat 32 dunia itu harus meninggalkan lapangan dengan bantuan kursi roda.

Adrianti Firdasari Cedera

Sebelumnya, Firdasari juga tak bisa melanjutkan laga di Istora pada babak kedua Indonesia Open 2009, di game kedua saat melawan pemain China, Wang Lin, Kamis 18 Juni 2009.

Meski telah berjuang keras pada game pertama, Firda harus menyerah dari Wang Lin 13-21. Akibat meladeni permainan Wang yang lincah itu, cedera lutut kambuhan Firda akhirnya memaksa ia mundur dari pertarungan.

Baca: Cedera Horor, Carolina Marin Dipastikan Absen dari All England 2019

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya