Curhatan Seorang Ibu Anaknya Kena Bronkopneumonia Gegara Kualitas Udara Buruk di Jakarta

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Freepik/DCStudio

Jakarta – Kualitas udara di Jakarta belakangan ini sedang buruk dan terindikasi tidak sehat sehingga berdampak pada kesehatan, terutama bagi anak-anak. Belakangan ini juga banyak para orang tua yang mengeluhkan anaknya batuk, pilek, bronkopneumonia hingga ISPA. 

Dirjen Kementerian Pertanian Bela-belain Patungan Rp500 Juta Buat Beliin Mobil Anaknya SYL

Salah satunya seperti curhatan seorang ibu bernama Sri Nurdiyanti tentang buah hatinya yang terkena Bronkopneumonia akibat polusi udara buruk akhir-akhir ini di Jakarta. Sang anak diketahui sampai harus dirawat inap selama 10 hari di rumah sakit. 

Jokowi Sahkan UU DKJ, Heru Budi: Itu yang Terbaik untuk Jakarta

“Anakku jadi korban polusi buruk ini…. Kena bronkopeunomonia 10 hari dirawat inap di RS gejala awal batuk, pilek biasa, demam tinggi stabil di 38-39 bahkan kalo malam hari sampai 40°, dites darah aman, tes urin juga aman bersih, dirontgen baru ketauan ada infeksi bakteri,” tulis akun @srinurdiyanti1314 yang dikutip dari Instagram @pandemictalks pada Kamis, 15 Juni 2023. 

Bahkan, sang anak sampai harus menggunakan obat dosis tinggi untuk menurunkan demamnya. Karena tidak mempan lagi menggunakan obat rumah sakit dan dosis umum yang diberikan untuk anak. 

Adipati Dolken Berencana Gak Sekolahkan Anak, Netizen Setuju: Gak Kepake Juga Ilmunya

“Pake paracetamol di RS gak mempan, antibiotik biasa dari RS gak mempan juga, sampai pakai antibiotik yang tingkatannya tinggi pakai meropenem baru mempan turun demamnya.. Bayangkan antibiotik yang dosisnya tinggi dipakai untuk anak umur 2 tahun,” tulisnya lagi. 

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • U-Report

Sehingga sebagai ibu, ia meminta agar pemerintah dapat mencarikan solusi terhadap kualitas udara di Jakarta buruk dan tidak sehat yang bahkan disebut lebih berbahaya dari COVID-19. 

“Tolong pemerintah jangan abai sama kasus ini lebih2 berbahaya dari covid,” ucapnya. 

Selama merawat anaknya di rumah sakit, Sri Nurdiyanti mengaku tak bisa tidur karena takut sang anak kejang. Namun, kini demamnya sudah turun meski masih batuk-batuk. Sampai-sampai ia pun juga ikut tertular dan beruntungnya tidak demam. 

“Tiap malem gak bisa tidur nungguin anak panas tinggi takut kejang, alhamdulillah sekarang anakku demamnya udah turun batuknya masih, aku ikut ketularan tapi gak sampe demam, dahaknya gak enak banget lengket banget di tenggorokan agak susah keluar,” ungkapnya. 

“Gak kayak batuk berdahak biasanya yang gampang dikeluarin, buat anak2 wajib dinebu sehari 3x , kita aja yang dewasa susah ngeluarin dahaknya apa lagi anak balita,” tandasnya. 

Tanggapan dari Pemerintah

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono.

Photo :
  • VIVA/Riyan Rizki Roshali.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta saat ini diketahui telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi permasalahan kualitas udara di Ibu Kota yang sedang buruk. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono akan menambah ruang terbuka hijau (RTH), mengurangi emisi udara buruk dari kendaraan bermotor, dan melakukan peralihan bahan bakar.

Namun, Heru sempat melempar sebuah candaan saat ditanya kembali soal solusi mengatasi kualitas udara yang buruk di Jakarta.  Heru Budi Hartono berkelakar akan meniup polusi dari kawasan industri yang menyumbang buruknya kualitas udara di Ibu Kota. 

"Iya, saya tiup saja," kata Heru yang dikutip dari VIVA. 

Komentar Netizen

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • freepik/lifeforstock

Sontak saja, pernyataan tersebut membuat netizen lain merespon dan bereaksi dengan menuliskan komentar mereka di kolom komentar seperti berikut.

“Risiko bronkopneumonia dapat meningkat bila anak tinggal di lingkungan yang kotor, sering terpapar asap rokok, kontak langsung dengan penderita pneumonia, atau memiliki kondisi kesehatan tertentu. Bila gejala bronkopneumonia pada anak tidak segera diobati, kemungkinan muncul komplikasi lain yang lebih berbahaya,” tulis netizen.

“Pa PJ, kalau udah begini masih bisa lawak2 niup polusi? Ayolah jangan fokus sama kebijakan yang menghilangkan legacy, fokus sama yg di depan ajah ini,” komentar netizen lain.

“Bronko ini sangat meresahkan krna tiap x anak kita batuk rasa-rasanya dadanya mau terlepas dari badannya,” saut yang lain. 

“Anak2 memang sgt rentan. Udahnya polusi dari kendaraan sangat tinggi ketambahan terpapar asap rokok dari orang dekat mereka. Combo lah. Kasihan, kapan paru2nya dapat udara bersih,” komentar netizen lagi. 

Sebagai informasi, pada Kamis, 15 Juni 2023 pukul 13.35 WIB, indeks kualitas udara Jakarta berada di angka 141 dan berwarna oranye yang berarti berstatus tidak sehat bagi kelompok sensitif. Sementara, angka polutan utamanya adalah PM 2,5 berdasarkan situs IQAir, platform informasi kualitas udara yang dapat diketahui secara real-time. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya