Negara Lain Langka, Indonesia Malah Surplus Pilot
- bbc
Bisnis penerbangan secara umum berjalan dengan baik, yang menurut data IATA memperlihatkan keuntungan tahun 2017 pada perusahaan terbesar dunia mencapai angka tertinggi US$38 miliar atau Rp554 triliun.
Tetapi biaya tenaga kerja menjadi yang lebih tinggi menjadi salah satu alasan yang diberikan, ketika organisasi tersebut baru-baru ini mengumumkan pemotongan sebesar 12% perkiraan keuntungan tahun 2018.
Kelangkaan?
Tetapi tidak semua pihak percaya akan terjadi krisis kelangkaan.
Lewat sebuah laporan yang diterbitkan pada bulan Maret, ECA mempertanyakan data kekurangan dan menyatakan angka dari asosiasi pilot nasional mengisyaratkan tingkat pengangguran sebesar 15% pilot-pilot di Eropa.
Tanja Harter mengatakan ia mempertanyakan apakah memang ada kelangkaan pilot.
Ia menduga "ada agenda sejumlah pihak" yang sepertinya menginginkan peraturan keselamatan diperlonggar untuk mendapatkan pilot bagi maskapai-maskapai tertentu dengan ongkos yang lebih murah atau untuk mendongkrak keuntungan perusahaan pelatihan pilot.
Kapten Harter menginginkan peningkatan keterbukaan bagi pilot perempuan. - ECA
Meskipun demikian ICAO menegaskan perlu investasi yang lebih besar agar dihasilkan pilot, pengawas, dan profesi lain dengan keahlian tinggi agar industri penerbangan berjalan sesuai dengan keinginan banyak pihak.
"Sekitar 80% pilot yang mestinya aktif di industri penerbangan pada 2036 nanti, sekarang ini tidak tersedia. Kami sangat menyadari pentingnya keterkaitan industri perjalanan udara sebagai katalisator pembangunan sosial dan ekonomi."
"Di banyak kawasan dunia, kemungkinan pertumbuan ini merupakan kesempatan untuk bangkit dari kemiskinan," kata juru bicara ICAO, William Raillant-Clark.