Logo BBC

Seberapa Cepat Indonesia Bisa Deteksi Virus Corona Covid-19

Vivi Setyawati, kepala pusat penelitian biomedis di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, mengenakan pakaian pelindung dan masker sebelum masuk ke laboratorium pengujian virus Corona. - GALIH PRADIPTA/Antarafoto
Vivi Setyawati, kepala pusat penelitian biomedis di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, mengenakan pakaian pelindung dan masker sebelum masuk ke laboratorium pengujian virus Corona. - GALIH PRADIPTA/Antarafoto
Sumber :
  • bbc

Virus korona baru alias novel coronaviru s , yang baru saja diberi nama , telah menewaskan lebih banyak orang daripada wabah SARS pada tahun 2003. Pada hari Senin (11/02), lebih dari 1000 orang di China meninggal dunia akibat virus ini, sementara 42.694 orang telah terinfeksi. Namun .

Virus ini juga telah menyebar ke 27 negara dan teritori, tapi sejauh ini baru ada dua kematian di luar China yang dilaporkan, termasuk Filipina dan Hong Kong.

Studi yang dilakukan sekelompok peneliti dari Universitas Harvard mengungkap kemungkinan adanya kasus yang tidak terdeteksi di sejumlah negara, termasuk Indonesia dan Kamboja. Para peneliti membuat prediksi berdasarkan penerbangan langsung dari Wuhan ke suatu negara sebelum penerapan pembatasan perjalanan.

Studi tersebut, , belum melalui proses peer review atau pemeriksaan oleh sesama peneliti namun telah dikutip dalam banyak laporan media dan sempat menimbulkan pertanyaan akan kemampuan Indonesia dalam mendeteksi virus korona baru.

Kementerian Kesehatan mengatakan studi oleh para peneliti Harvard itu adalah prediksi berdasarkan hitungan matematika, yang belum tentu seseuai dengan kasus yang ditemukan di lapangan.

"Kalau diprediksi harusnya ada 6 kasus, ternyata sampai hari ini tidak ada, ya harusnya justru kita bersyukur. Kita sudah teliti dengan benar. Itu (penelitian ahli Harvard) hanya prediksi saja," kata kepala Balitbangkes Siswanto pada Senin (10/02) seperti dikutip Kompas .

Amin Soebandrio, direktur lembaga penelitian biologi molekular Eijkman, mengatakan faktor-faktor yang dimasukkan ke dalam perhitungan statistik dalam penelitian oleh para pakar Harvard adalah kondisi ketika Wuhan masih terbuka, kira-kira pertengahan Januari.