Logo ABC

Pekerja COVID-19 di Australia dan Indonesia Punya Kesamaan Cerita

Anggara menggunakan APD dan masker yang dianggapnya sebagai "benteng pertahanan" bagi dirinya saat bertemu warga.
Anggara menggunakan APD dan masker yang dianggapnya sebagai "benteng pertahanan" bagi dirinya saat bertemu warga.
Sumber :
  • abc

Menurut Anggara penolakan untuk dites atau pelacakan disebabkan karena banyak warga yang takut jika mereka kemudian dinyatakan positif tertular virus corona.

Bukan hanya stigma terhadap pasien COVID-19 di Indonesia yang masih kental, tapi Anggara mengatakan banyak warga khawatir tak bisa lagi bekerja atau beraktivitas, jika kemudian dinyatakan terkena COVID-19 karena harus melakukan isolasi mandiri.

Pengalaman mendatangi warga di Melbourne Siska dan Made Fransiska Wuri and suaminya I Made Dwicahyana Putra menjadi petugas untuk menganjurkan warga Melbourne menjalani tes COVID-19 di akhir Juni 2020. (Foto: Supplied)

Pengalaman Anggara di Surabaya dirasakan juga oleh Fransiska Wuri Nugrahani dan suaminya, I Made Dwicahyana Putra di Melbourne.

Keduanya pernah diperkerjakan selama sepekan di bulan Juni lalu untuk mendatangi rumah-rumah warga di daerah Pakenham.

Pakenham berlokasi sekitar 53 kilometer dari pusat kota Melbourne dan sempat masuk dalam daftar kawasan dengan penularan virus corona tertinggi di Melbourne metropolitan.

Tugas Siska, panggilan akrab Fransiska, dan suaminya adalah mendatangi rumah warga untuk menanyakan kondisi kesehatan mereka, apakah mereka punya gejala COVID-19, kemana mereka harus pergi untuk dites yang kebetulan di Australia tidak dipungut biaya.