Logo ABC

Faktor Psikologi Ikut Bantu Warga Indonesia Sembuh dari COVID-19

Sapto Bino (kanan) dan keluarga di Pantai Ora, Seram, Maluku ketika liburan akhir tahun 2017.
Sapto Bino (kanan) dan keluarga di Pantai Ora, Seram, Maluku ketika liburan akhir tahun 2017.
Sumber :
  • abc

"Aku melihat dia di hotel sendirian dikarantina. Padahal dia kan selama ini masih manja sama aku. Kok dia kuat ya?

Kemudian Rini menerima telepon dari Ibunya yang isinya tidak bisa ia lupakan dan menguatkannya.

"Rini, Ibu itu ingin kamu panjang umur. Nanti kalau Ibu sudah meninggal, siapa yang doain Ibu kalau kamu yang duluan [meninggal]?" tutur Rini menirukan pesan Ibunya.

Selain melihat anak sulungnya, sang suami juga mengirimkan video senam anak bungsunya di aplikasi tiktok yang membuatnya senang.

Ia kemudian mengirimkan lagi pesan singkat ke beberapa group WhatsApp yang sempat ia abaikan selama sakit, tapi kali dengan pesan yang berbeda.

"Aku minta teman-teman mengajak aku mengobrol yang ringan-ringan dan bikin ketawa, atau kirim video atau meme lucu supaya bisa mendongkrak imunitas."

Ide itu menurutnya muncul setelah ia mengenali dulu karakter dirinya sendiri.

Sebagai orang yang suka mengobrol dan suka bercanda, Rini merasa kedua hal yang ia sukai itulah yang akan membuatnya senang dan lebih semangat dalam mengalahkan penyakitnya.

"Malam itu saya tertawa lepas, beban pikiran juga enteng. Kemudian ternyata organ-organ tubuh juga membaik."

Tiga hari setelah mengubah pola pikir dan cara pandangnya, kondisi Rini berangsur membaik dan ia akhirnya diperbolehkan dokter pulang setelah seminggu dirawat.

Diisolasi sampai semua gejala hilang fikri yatir.jpg Fikri Yatir menjalani isolasi di salah satu hotel di Makassar sejak 3 Januari lalu.