Logo ABC

Faktor Psikologi Ikut Bantu Warga Indonesia Sembuh dari COVID-19

Sapto Bino (kanan) dan keluarga di Pantai Ora, Seram, Maluku ketika liburan akhir tahun 2017.
Sapto Bino (kanan) dan keluarga di Pantai Ora, Seram, Maluku ketika liburan akhir tahun 2017.
Sumber :
  • abc

Selama menjalani isolasi, disediakan pula layanan binatu dan kebersihan, namun piring dan sendok harus disiapkan sendiri.

"Tiap hari kami boleh keluar ke lapangan parkiran untuk berolahraga pada jam setengah 8 hingga jam 10," ucap Fikri, yang juga diwajibkan ikut kelas edukasi saat isolasi.

"Kelasnya dibagi tiga sesi. Yaitu tentang Covid secara umum, vaksin, dan tentang jenis-jenis tes swab. Pematerinya dokter dan satgas Covid," ujar Fikri Yatir, yang menjalani isolasi sejak 3 Januari.

Berikan semangat agar pasien tidak khawatir dan merasa malu Maya Pratiwi Maya Pratiwi mengaku di saat banyaknya stigma soal COVID-19 menjadi penting untuk memberikan semangat kepada anggota keluarga yang tertular.

Foto: Koleksi pribadi

Maya Pratiwi warga asal Bandung mengatakan pentingnya memberikan dukungan moral kepada anggota keluarga yang sakit COVID-19.

Hal ini ia rasakan langsung setelah ayahnya yang dinyatakan tertular virus corona dan harus dirawat di rumah dan di kamar sendirian, sesuai saran rumah sakit atas pertimbangan usia.

Hasil tes COVID-19 ayahnya yang positif "menyakitkan hati" Maya dan anggota keluarganya yang lain.

"Ini membuat mental pasien dan keluarga menjadi drop, itu yang aku alami sendiri," ujar Maya.

"Kita lalu bangkit dan memberikan semangat, karena jika pasien terlalu banyak khawatir justru malah akan memperburuk kondisinya."

Maya mengatakan setiap harinya anggota keluarga menanyakan perasaan ayahnya, selain juga makanan apa yang ayahnya ingin santap.