Logo DW

Polwan Terpapar Radikalisme, Pengamat: Tanda Bahaya Sangat Nyata

Reuters/W. Kurniawan
Reuters/W. Kurniawan
Sumber :
  • dw

Yang pertama adalah locus pendidikan sumber daya manusianya artinya lembaga pendidikan. Sudah banyak lembaga yang menegaskan bahwa lembaga pendidikan terpapar (radikalisme), kemudian yang kedua birokrasi pemerintahan. Riset Setara Institute sendiri sudah menegaskan sejak awal bahwa mekanisme dan instruksi pengawasan di ASN itu tidak memiliki kemampuan dan daya jangkau yang memadai untuk mencegah dan memberikan sanksi penanganan atas merebaknya radikalisme dan terorisme di birokrasi pemerintahan. Itu menciptakan lingkungan yang memungkinkan penyebaran terorisme.

Yang ketiga adalah soal aparat keamanan baik TNI maupun Polri artinya mereka sebenarnya sudah semacam menguasai potensi atau jaringan pemerintahan yang memiliki akses langsung terhadap persenjataan baik dari sisi informasi maupun dari sisi materil. Ini 'kan tentu merupakan sinyal bahaya yang berat.

Yang lain adalah suplai sumber dana. BUMN kita tahu merupakan salah satu "ATM” yang diincar juga oleh kelompok radikal ini dan secara nyata mereka mulai melakukan penguasaan paling tidak dari diagnostic search yang dilakukan oleh Setara Institute ada indikasi BUMN merupakan sasaran penyebaran terorisme. Saya kira riset-riset lain misalnya ketika menyebut misalnya masjid-masjid BUMN merupakan salah satu locus penyebaran narasi-narasi keagamaan yang radikal itu merupakan sinyal lebih awal yang juga ditangkap Setara Institute.

Seperti apa yang Anda maksudkan dengan 'adanya penguasaan' ini?

Kalau kita melihat misalnya bagaimana strategi kelompok-kelompok ini, kita bisa baca secara umum bagaimana ilusi negara Islam yang dibayangkan oleh mereka. Tentu yang pertama dimulai dari bagaimana menyebarkan kekerasan dan itu dilakukan melalui lembaga pendidikan. Paling tidak ada tiga riset yang Setara bisa kemukakan untuk memberikan argumentasi jelas bahwa lembaga pendidikan merupakan locus critical atau locus yang sudah kritis terpapar teror.

Yang pertama adalah lembaga pendidikan menengah. Saya kira sudah sejak lama beberapa penelitian mengonfirmasi ini. Survei kami di 171 SMA Negeri pada tahun 2016 sudah menjelaskan itu. Yang kedua riset di 10 kampus yang kami rilis pada bulan April lalu juga menegaskan situasi serupa bahwa perguruan tinggi itu merupakan salah satu sasaran strategis bagi penyebaran paham paham keagamaan eksklusif.

Kemudian kami juga punya survei tentang geopolitik keagamaan di 10 perguruan tinggi. Riset ini kuantitatif jelas dan ada sekitar 8,1 persen kelompok keagamaan formalis yang menginginkan agar doktrin keagamaan itu menjadi institusi formal bagi kelembagaan. Ini menandakan bahwa sebenarnya penyebaran gagasan melalui lembaga pendidikan hampir bisa kita katakan sempurna dilakukan oleh mereka di tengah kelalaian kita dalam dua dekade terakhir melakukan screening, melakukan pencegahan pemaparan ini di lingkungan pendidikan