Logo BBC

Virus Corona: Robot Pembasmi Virus Diciptakan di Bandung

Dua orang dosen Teknik Elektro Telkom University, Angga Rusdinar dan Irwan Purnama, menjadi innovator Robot AUMR ini. Tapi dalam proses riset dan pengembangannya melibatkan pula sejumlah mahasiswa Teknik Elektro.

Robot ini, menurut penciptanya, 80?rmuatan komponen dalam negeri. Dia ditenagai baterai accu yang bertahan selama empat hingga enam jam.

Proses riset dan pengembangannya menghabiskan dana sebesar Rp250 juta. Namun, rencananya, robot ini akan dijual dengan harga di kisaran Rp80juta hingga 100 juta. Dalam proses produksi secara massal, akan dikelola oleh mahasiswa yang telah mendirikan sebuah perusahaan start up.

"Kapasitas produksi untuk saat ini, kami bisa memproduksi empat sampai lima robot dalam waktu kurang lebih tiga hingga empat minggu," kata Risnanda.

Risnanda menyebutkan, pihaknya masih akan melakukan sejumlah pengembangan pada robot AUMR ini. Salah satunya, memperbaiki manuver robot sehingga bisa bergerak di jalur difabel. Selain itu, tim juga akan memperbaiki sensor otomatis yang memungkinkan penggunaan robot bisa lebih efisien.

Menyusul keberhasilan robot AUMR, tim sedang mengembangkan robot pengantar makanan dan robot dokter yang saat ini masih berwujud prototipe.

"Robot pengantar makanan untuk mengantarkan makanan ke pasien karena kita menggunakan robot untuk mengurangi kontak manusia. Robot dokter ini digunakan untuk dapat memantau kondisi pasiennya tanpa dokter itu masuk ke ruangan isolasi tersebut jadi bisa melakukan pemantauan dari penggunaan robot itu," ujar Risnanda.