Logo ABC

Stigma atas Pasien COVID-19 dan Keluarganya di Indonesia Masih Tinggi

Stigma terhadap pasien dan perawat COVID-19 menyebabkan orang untuk enggan dites karena takut dijauhi, sehingga menurut para ahli kesehatan publik mempersulit penanganan pandemi.
Stigma terhadap pasien dan perawat COVID-19 menyebabkan orang untuk enggan dites karena takut dijauhi, sehingga menurut para ahli kesehatan publik mempersulit penanganan pandemi.
Sumber :
  • abc

"Para pasien sendiri yang memintanya," kata perawat Yunita Renyaana kepada Reuters.

"Mereka akan berkata, "Suster, jangan datang besok, datanglah malam ini sehingga tidak ada yang tahu ... Mereka takut akan stigma, dipandang sebagai aib, atau sumber penularan."

Survei yang dilakukan lembaga Lapor COVID-19 dan para peneliti di Universitas Indonesia bulan lalu menemukan 33 persen dari 181 responden merasa telah dikucilkan setelah tertular virus corona.

Foto Masyarakat Inisiatif Pemerintah untuk mendidik masyarakat tentang virus corona dinilai belum cukup. (Antara Photo: Aji Styawan)

"Fenomena stigma ini merugikan kesehatan masyarakat dan juga kesehatan mental mereka," kata Dicky Pelupessy, psikolog yang terlibat dalam survei tersebut.

"Ada kasus di mana orang tidak ingin dites, karena tidak ingin terlihat tertular virus."

Di pulau Jawa, Sulawesi, dan Bali, keluarga yang berduka juga memaksa masuk ke rumah sakit untuk mengambil jenazah korban COVID-19, karena khawatir kerabat mereka tidak akan dimakamkan sesuai dengan aturan agama mereka.