Logo BBC

Pasien Covid di RS Terus Naik, Efektivitas Telemedesin Dipertanyakan

Petugas kesehatan memindahkan seorang pasien, di luar ruang gawat darurat sebuah rumah sakit di Semarang, Jawa Tengah, (02/07). BBC Indonesia
Petugas kesehatan memindahkan seorang pasien, di luar ruang gawat darurat sebuah rumah sakit di Semarang, Jawa Tengah, (02/07). BBC Indonesia
Sumber :
  • bbc

Tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit terkait Covid-19 terus meningkat, akan tetapi perhimpunan rumah sakit mencatat 80%-nya didominasi pasien yang semestinya bisa melakukan isolasi mandiri.

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan mengenai efektivitas layanan telemedisin bagi pasien Covid-19 tanpa gejala dan bergejala ringan, yang menurut relawan Lapor Covid belum bisa diukur karena keterbatasan data.

Kementerian Kesehatan mengaku belum memiliki data pengguna telemedesin, tapi layanan itu diklaim sudah banyak diakses oleh warga.

Akhir pekan kemarin, dengan kepala yang terasa berat, Siska, 34 tahun, membuka ponselnya pukul 05:00 pagi. Saat itu, ia mendapat pesan hasil tes PCR yang menunjukkan positif Covid-19.

Siska mengalami gejala badan panas seharian, "Cuma sisa tenggorokan sakit sama batuk, sampai hari ini".

"Jadi saat itu, saya memutuskan isolasi mandiri," katanya.

Perempuan yang tinggal di Jakarta Pusat ini langsung bangkit dari tempat tidur setelah mendapat pemberitahuan tersebut. Ia membatalkan rencana perjalanan, termasuk segera berkonsultasi dengan keluarga yang pernah terinfeksi Covid-19.

Dalam konsultasinya, ia mendapat informasi bisa mendapat layanan telemedisin gratis dari pemerintah berupa konsultasi dokter secara daring dan paket obat.

Tapi, setelah berjam-jam menunggu, tak ada pemberitahuan dari Kemenkes. Akhirnya, Siska menggunakan layanan telemedisin mandiri di salah satu platform dan harus merogoh kocek hampir Rp1,2 juta, untuk konsultasi dokter dan obat-obatan.

layanan telemedesin
Dok. Pribadi Siska
Pembayaran lewat layanan telemedisin mandiri Siska hampir Rp2 juta.

Hari itu juga obatnya sampai ke rumahnya.