Logo ABC

Pilihan Politik Pengaruhi Perilaku Bermedsos Netizen Indonesia

Seorang warga saat memasukkan surat suara beberapa waktu lalu.
Seorang warga saat memasukkan surat suara beberapa waktu lalu.
Sumber :
  • abc

Dua pekan belakangan ini, netizen Indonesia makin sering disuguhi postingan dari atau pemberitaan tentang pasangan Nurhadi-Aldo yang disingkat DILDO.

Lewat humor dan satir, sosok ini muncul di medsos sebagai pasangan capres-cawapres alternatif dengan mengusung nomor 10.

Airlangga Pribadi Kusman, pengamat politik dari Universitas Airlangga, mengatakan, fenomena Dildo adalah bentuk penyegaran dari kampanye Pilpres kebanyakan yang selama ini dianggap menebarkan kebencian.

"Fenomena Dildo menarik untuk mencairkan ketegangan politik dan teguran bagi para kontestan politik untuk berpolitik dengan cerdas dan tidak memainkan sentimen kebencian," sebutnya kepada ABC (7/1/2019).

Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan kemunculan DILDO bisa saja berdampak positif.

"Bagi swing voter, fenomena dildo bisa membawa pemilih swing voter untuk mengerem sentimen kebencian dan kembali berpikir sehat dan kritis dalam partisipasi di Pilpres."

Analisa senada juga disampaikan Wahyudi Akmaliah, peneliti bidang sosial-budaya dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menurut Wahyudi, kehadiran Dildo setidaknya menimbulkan perenungan bahwa ada yang salah dalam cara berkampanye dari partai politik Indonesia.