Kritik Panglima Yudo soal Piting Pendemo Rempang, Rocky Gerung: Itu Gak Masuk Akal

Rocky Gerung Diperiksa Bareskrim Mabes Polri
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Pengamat Politik, Rocky Gerung mengkritik omongan Panglima TNI, Laksmana Yudo Margono yang akan memerintahkan jajarannya untuk memiting warga di Pulau Rempang, Batam. Instruksi Yudo itu untuk warga yang melakukan demo dengan anarkis.

Pakai Baret Merah, Momen Prabowo Subianto Hadiri HUT ke-72 Kopassus

Rocky menyebut, pernyataan Laksamana Yudo itu membuat warga di Pulau Rempang menjadi takut.

"Ngapain TNI misalkan nurunin 1000 personel, buat hadapi 1000 orang. TNI turun itu karena wibawanya," kata Rocky dikutip dari akun YouTube Rocky Gerung Official, Senin, 18 September 2023.

Terpopuler: Anggota Polri di Timnas U-23, Rocky Gerung Larang Anies Nyagub

Rocky lantas membandingkan polisi dengan TNI. Menurutnya, polisi memang bertugas untuk menghalangi masyarakat secara fisik. Namun, tidak melakukan tindakan represif terhadap warga. 

Gugatan David Tobing Ditolak, Pengadilan Bebaskan Rocky Gerung Bicara di Berbagai Forum

Sedangkan TNI, merupakan pertahanan negara yang memang bertugas menjaga suatu negara dari ancaman, bukan untuk masyarakat.

"Kalau polisi lain, polisi memang tugasnya menghalangi atau menghalau secara fisik. Tapi, TNI itu simbol pertahanan negara. Itu tidak boleh terucap dari seorang Panglima," ujar Rocky.

Rocky juga mengibaratkan TNI dan masyarakat seperti ikan dan ir. Di mana, kata dia, tak seharusnya TNI dan masyarakat berkelahi.

"Kalau rakyat dan TNI itu ibarat ikan dan air di zaman kemerdekaan. Jadi, kalau sekarang ikan berkelahi dengan air, itu gak masuk akal," ucap dia.

Sebelumnya, beredar video soal pernyataan Panglima TNI Yudo Margono di media sosial terkait kericuhan Pulau Rempang. Sontak, pernyataan tersebut menuai reaksi dari publik. Kritikan bermunculan yang ditujukan untuk eks Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) itu.

Dalam video yang beredar, Panglima Yudo menyampaikan, untuk Demo di Pulau Rempang begitu anarkis. 

"Umpamanya masyarakatnya 1.000, kita keluarkan 1.000, satu miting satu itu kan selesai. Gak usah pake alat, dipiting aja satu-satu, tau dipiting," ujar Yudo.

Panglima TNI Laksamana Yudo Margono

Photo :
  • Puspen TNI

Klarifikasi Mabes TNI

Mabes TNI pun sudah buka suara atas pernyataan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang memerintahkan prajurit memiting warga di Pulau Rempang Batam, Kepulauan Riau yang melakukan demo. Omongan Yudo itu viral di media sosial dan menjadi polemik.

Kapuspen TNI Laksda TNI, Julius Widjojono mengatakan ada salah pemahaman dari masyarakat atas pernyataan tersebut.

"Jika dilihat secara utuh dalam video tersebut, Panglima TNI sedang menjelaskan bahwa demo yang terjadi di Rempang sudah mengarah pada tindakan anarkisme yang dapat membahayakan baik aparat maupun masyarakat itu sendiri. Sehingga meminta agar masing-masing pihak untuk menahan diri," ujar Julius dalam keterangannya Minggu, 17 September 2023,

Julius menyampaikan, Panglima Yudo dalam hal ini menginstruksikan kepada Komandan Satuan untuk melarang prajurit menggunakan alat/senjata, dalam mengamankan aksi demo Rempang. Tujuannya untuk menghindari korban, Dengan demikian, lebih baik menurunkan prajurit lebih banyak dari pada menggunakan peralatan yang bisa mematikan.

"Panglima mengatakan, jangan memakai senjata, tapi turunkan personel untuk mengamankan demo itu," terangnya.

Menurut dia, terkait bahasa piting memiting bisa digunakan dallam bahasa prajurit. Ia bilang demikian karena disampaikan di forum prajurit. Harapannya setiap prajurit 'merangkul' satu masyarakat agar terhindar dari bentrokan.

"Kadang-kadang bahasa prajurit itu suka disalahartikan oleh masyarakat yang mungkin tidak terbiasa dengan gaya bicara prajurit," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya