Banyak yang Nyinyir Program Makan Siang Gratis, Gibran Kasih Paham Lagi Alasannya

Gibran Rakabuming Raka Debat Cawapres Pemilu 2024
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka menyadari banyak yang nyinyir program makan siang gratis yang digaungkan pasangan Prabowo Subianto, saat kampanye Pemilu Presiden 2024. Padahal, kata dia, program ini merupakan investasi untuk menuju Indonesia emas.

Prabowo-Gibran Bahas Kerja Sama hingga Kondisi di Gaza saat Temui Emir dan PM Qatar

“Saya bicara masalah infrastruktur sosial, stunting itu. Saya perjelas lagi. Kita punya program makan siang gratis, banyak yang nyinyir,” kata Gibran saat debat calon wakil presiden pada Jumat malam, 22 Desember 2023.

Cawapres Gibran Rakabuming Raka saat debat KPU

Photo :
  • Istimewa
Nasib Program Kartu Prakerja di Era Prabowo-Gibran

Sekali lagi, kata dia, program makan siang gratis adalah investasi menuju Indonesia emas. Menurut dia, program makan siang gratis ini dengan biaya Rp 400 triliun adalah stimulan untuk ibu-ibu dan pelaku usaha Warteg dan katering di daerah-daerah.

“Bayangkan, Rp 400 triliun mengucur ke daerah-daerah, semua ibu-ibu ikut memasak makan siang untuk anak-anak kita. Itu pak yang saya maksud dengan infrastruktur sosial, program makan siang gratis investasi ke depan menuju Indonesia emas,” ujarnya.

Momen Akrabnya Ibu Negara Iriana dengan Selvi Ananda

Gibran Rakabuming Raka Debat Cawapres Pemilu 2024

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Diketahui, Gibran menjabarkan program makan siang gratis ini karena pertanyaan yang dibacakan moderator debat diulang oleh calon wakil presiden Mahfud MD, yaitu bagaimana strategi pasangan calon untuk memastikan penyediaan infrastruktur sosial tanpa membebani keuangan daerah.

“Kayanya belum terjawab. Tadi yang dijawab infrastruktur fisik semua. Infrastruktur itu kan ada infrastruktur sosial yang penting, kemudian regulasi. Bagaimana anda menyiapkan regulasi sekarang ini agar semua itu bisa berjalan dengan baik? Kalau infrastruktur fisik bisa saja diutak atik dari APBN, APBD. Tapi kita masalahnya punya problem dengan infrastruktur sosial,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya