Meredakan Amarah Jakmania, Kasus Fahreza Minta Diselesaikan

Suporter Jakmania saat membawa spanduk untuk Fahreza.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA.co.id – Bentrokan antara Jakmania, kelompok suporter Persija Jakarta dengan aparat kepolisian kembali pecah di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta pada Jumat 24 Juni 2016 malam WIB. Akibatnya, pertandingan Persija melawan Sriwijaya FC terpaksa dihentikan di menit ke-81.

Ditekuk Persib, Kapten Persija Jakarta Minta Maaf ke Jakmania

Bentrokan antara Jakmania dan aparat kepolisian bukan kali ini saja terjadi. Di pertandingan sebelumnya menjamu PS TNI bentrokan pun terjadi. Hanya, ketika itu skalanya masih kecil dibanding dengan yang terjadi malam tadi.

Teriakan Jakmania "Pembunuh. Pembunuh. Pembunuh" dari tribun yang ditujukan kepada aparat kepolisian selalu bergema di dua pertandingan kandang tersebut. Sebagai bentuk protes lainnya, tak jarang petasan dan flare sengaja dilempar ke arah aparat kepolisian berdiri.

Panpel Arema FC Larang Jakmania Datang ke Stadion Kapten I Wayan Dipta

Bukan tanpa alasan mereka melakukan itu. Sebab, hingga saat ini pendukung Macan Kemayoran masih ngotot mencari kebenaran atas meninggalnya salah satu rekan mereka, Muhammad Fahreza pada Mei 2016 lalu. Dan hingga kini, penyelidikan kasus tersebut masih mengambang tanpa kejelasan.

Fahreza yang masih berusia 16 tahun mesti meregang nyawa. Setelah dirawat di Rumah Sakit Marinir Cilandak, akhirnya dia mesti mengalah pada rasa sakit. Hal itu disebabkan karena Fahreza menjadi korban pertikaian antara Jakmania dengan aparat kepolisian saat Macan Kemayoran menjamu Persela Lamongan.

Tak Hanya Bobotoh dan Jakmania, Aremania dan Bonek Juga Ramaikan Kampanye Anies Baswedan di JIS

"Sebenarnya pihak keluarga tidak ingin melanjutkan kasus ini. Tapi, kalau dibiarkan begitu saja kan enggak benar juga. Jadi ya kita akan berusaha untuk mengusut kasus ini," kata Ketua Umum Jakmania, Richard Achmad Supriyanto, usai menghadiri malam solidaritas untuk Fahreza beberapa waktu lalu.

Senada dengan Richard, Mabes Polri sebenarnya sudah menyoroti kasus ini. Melalui Kepala Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar disampaikan harapan agar Polda Metro Jaya segera melakukan penyelidikan mendalam.

“Ini perlu pembuktian proses lanjut oleh Polda Metro Jaya. Ada di bagian kepala, ada di bagian bibir itu informasi yang saya terima bukan dari dasar hasil visum. Saya belum melihat hasil visum. Tapi informasi dari laporan yang diterima petugas di lapangan," ujar Boy.

Usai bentrokan malam tadi, total ada 155 Jakmania yang ditangkap oleh pihak kepolisian. Data yang dilansit Polda Metro Jaya, lima orang polisi mengalami luka-luka, dan tiga di antaranya mesti dirawat karena mendapatkan luka serius.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya