- VIVA/Zahrul Darmawan
VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika sejak Selasa kemarin, melalui Subdit Pengendalian Konten Internet Negatif Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika, mengaku telah melakukan analisis konten terhadap grup Facebook yang diduga memuat konten lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kominfo, Ferdinandus Setu, jika benar mengandung konten pornografi maka mesin sensor internet milik Kominfo akan melakukan pemblokiran atau pemutusan akses terhadap grup tersebut.
Kendati demikian, Kominfo belum menerima surat pemberitahuan dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengenai keberadaan grup komunitas LGBT di platform Facebook.
Tak hanya itu, Subdit Pengendalian Konten Internet Negatif Kominfo juga sudah berkoordinasi dengan Kepolisian Resor Garut, Jawa Barat.
"Jangan sampai grup Facebook diblokir kami justru menghambat proses penyelidikan atau penyidikan yang sedang dilakukan oleh Polres Garut. Itu yang tidak kamu mau," kata Ferdinandus, dalam keterangannya, Rabu, 10 Oktober 2018.
Kategori pelanggaran pornografi mengacu kepada UU Nomor 44 Tahun 2008. Konten disebut melanggar jika memuat persenggamaan, persenggamaan yang menyimpang, kekerasan seksual, masturbasi atau onani, ketelanjangan atau tampilan yang mengesankan ketelanjangan, alat kelamin, atau pornografi anak.
Hingga awal Oktober, Ferdinandus mengaku telah melumpuhkan lebih dari 890 ribu situs atau website yang melanggar undang-undang, di mana 80 persennya situs yang mengandung pornografi.
Indonesia Vs Uzbekistan, Diskominfo Ajak Warga Jambi Nobar di Gubernuran
Kick Off Semifinal sepakbola antara Timnas Indonesia vs Uzbekistan di piala Asia U-23 bakal seru tepatnya Senin malam, 29 April 2024.
