Mantan 'Satpam' Facebook Kritik Kebijakan Mark Zuckerberg

Pendiri dan CEO Facebook, Mark Zuckerberg.
Sumber :
  • financenews24.com

VIVA – Mantan Kepala Keamanan Facebook, Alex Stamos, mengkritik kebijakan baru yang dikeluarkan mantan bosnya, Mark Zuckerberg, yaitu menghilangkan moderasi ucapan untuk menyaring perilaku buruk pengguna.

Taliban Akan Blokir Akses Facebook di Afghanistan

Sebelumnya, awal pekan lalu, Zuckerberg mengumumkan kalau Facebook akan memprioritaskan pesan pribadi dan grup yang terenkripsi di atas postingan publik, serta News Feed yang akan digerakkan oleh algoritma.

"Dia (Mark Zuckerberg) memutuskan untuk tidak bisa lagi ada di tengah. Bagian di mana Anda 'kalah' secara terus-menerus," kata Stamos, dilansir dari The Verge, Senin, 11 Maret 2019.

Puluhan Pelaku Kejahatan Diciduk Polres Depok, 2 di Antaranya Tega Bacok Korban

Bukan itu saja. Facebook, di mata Stamos, kerap dijadikan sebagai 'pusatnya' aktor jahat, baik kasus Rusia yang mencoba mengatur hasil pemilu AS atau pun pendukung anti-vaksin yang menyebarkan informasi palsu atau hoax.

Ia juga menambahkan jika Facebook sering mengucapkan bahwa masalah aktor jahat bukanlah masalah mereka. Menurut Facebook, lanjut Stamos, masalah tersebut sebagian besar akan hilang karena pergeseran News Feed dan mesin rekomendasi.

Viral, Mark Zuckerberg Ungkap Kepincut dengan Buku Tokoh Pemikir Islam Ini

"Saya melihat dia (Zuckerberg) berkutat pada masalah golongan. Karena itulah dia tidak bisa menang. Facebook akhirnya menghapus grup atau pun laman anti-vaksin dari mesin rekomendasinya. Itu mereka lakukan beberapa minggu lalu," jelasnya.

Akan tetapi, Stamos mengungkapkan fokus pada enkripsi yang dilakukan Facebook bisa menghindari mantan perusahaannya itu dari 'kekalahan'. (ann)

Logo Facebook.

Taliban Plans to Block Facebook Access in Afghanistan

The Taliban in Afghanistan have announced plans to restrict or completely block access to Facebook, a move condemned by rights activists. The Taliban’s acting minister of

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024