Logo DW

Banyak yang Percaya jika COVID-19 adalah Senjata Biologi

Ilustrasi tentara inspeksi senjata biologi.
Ilustrasi tentara inspeksi senjata biologi.
Sumber :
  • Defence Connect

Dengan imbalan kejiwaan yang besar, teori konspirasi menjadi wajar saja langgeng dan beranak pinak tanpa dukungan fakta yang solid.

Faktanya, siapa saja yang nampak memperoleh keuntungan dari pandemi akan dicari-cari sebagai biang keladi dari pandemi bersangkutan. Bill Gates dijadikan kambing hitam karena ia dianggap akan menjadi pahlawan dunia melalui pandemi ini.

Ia sudah memperingatkan akan terjadinya pandemi sekaligus membiayai penelitian dan produksi vaksin. Namun, kita tak seyogianya memperlakukan teori konspirasi COVID-19 lebih dari semata bualan yang keji. Pihak yang rentan dikorbankan oleh teori ini adalah publik sendiri.

Merebaknya teori konspirasi menimbulkan keraguan terhadap peringatan-peringatan agar penyebaran pandemi tidak semakin pelik. Pihak-pihak yang berunjuk rasa menentang karantina di berbagai negara ialah kalangan sayap kanan mentok yang percaya negara tengah mengebiri hak warganya lewat pembatasan aktivitas sosial.

Kita tak perlu menambah lagi beban ke sistem kesehatan yang sudah mau ambrol lantaran wabah ini. Gerald Glenn, pastor Gereja Evangelistis yang sesumbar bilang “Tuhan lebih besar daripada virus jahat ini [COVID-19]” meninggal dunia karena COVID-19. Empat anggota keluarganya mengidap virus bersangkutan. Perasaan gagah berani tidak menyelamatkan siapa pun dari COVID-19.

Dan tanyakan kekejian teori ini kepada mereka yang menghadapi dampak wabah ini langsung—para pekerja medis. Hadi Halazun, seorang kardiolog di New York, terpukul melihat bagaimana pekerjaannya dianggap tak lebih dari fiksi belaka oleh sejumlah pengguna di Facebook.

Ia menangani orang-orang yang dirawat karena COVID-19 namun pada saat yang sama orang yang dihadapinya menganggap rumah sakit sebenarnya kosong dan wabah ini tak lebih dari kebohongan kolosal. Ia mencoba berargumentasi dengan mereka tapi malah ditendang dari grup mereka.