Diklaim Ramah Lingkungan, Sedotan Kertas Ditemukan Mengandung Bahan Kimia

Sedotan dari kertas
Sumber :
  • refinery29.com

VIVA Tekno – Sedotan kertas yang menjadi alternatif 'ramah lingkungan' ditemukan mengandung bahan kimia yang tahan lama dan berpotensi beracun, menurut kesimpulan sebuah studi baru. Dalam analisis pertama di Eropa, peneliti Belgia menguji 39 merek sedotan untuk kelompok bahan kimia sintetis yang dikenal sebagai zat poli dan perfluoroalkil (PFAS).

Heboh Kopi Tanpa Kafein, Disebut Mengandung Bahan Pemicu Kanker

PFAS ditemukan pada sebagian besar sedotan yang diuji dan paling umum ditemukan pada sedotan yang terbuat dari kertas dan bambu. Bahan kimia sintetis digunakan untuk membuat produk sehari-hari, mulai dari pakaian luar ruangan hingga wajan anti lengket, tahan terhadap air, panas, dan noda.

Namun, benda itu berpotensi membahayakan manusia, satwa liar, dan lingkungan. Zat-zat ini terurai dengan sangat lambat seiring berjalannya waktu dan dapat bertahan selama ribuan tahun di lingkungan, suatu sifat yang dikenal sebagai 'bahan kimia selamanya'.

5 Dampak Buruk Menggunakan Rokok Elektrik, Bisa Ancam Kesehatan Orang Lain

Penyakit ini telah dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan termasuk respons yang rendah terhadap vaksin, berat badan lahir rendah, penyakit tiroid, peningkatan kadar kolesterol, kerusakan hati, kanker ginjal, dan kanker testis.

Tim peneliti membeli 39 merek sedotan berbeda yang terbuat dari lima bahan – kertas, bambu, kaca, baja tahan karat, dan plastik. Sedotan tersebut sebagian besar dibeli dari toko, supermarket, dan restoran cepat saji, kemudian menjalani dua putaran pengujian PFAS, menurut laman Daily Mail, Minggu, 27 Agustus 2023.

Atasi Gatal dengan Oleskan Lidah Buaya, Hati-hati Efek Ini

sedotan bambu

Photo :
  • refinery29.com

Analisis mengungkapkan sebagian besar merek – 69 persen – mengandung PFAS, dengan total 18 PFAS berbeda yang terdeteksi. Sedotan kertas kemungkinan besar mengandung bahan kimia sintetis.

PFAS yang paling umum ditemukan adalah asam perfluorooctanoic (PFOA), telah dilarang secara global sejak tahun 2020. Bahan lain yang juga terdeteksi adalah asam trifluoroasetat (TFA) dan asam trifluoromethanesulfonic (TFMS) - PFAS 'rantai ultra-pendek' yang sangat larut dalam air sehingga dapat bercampur dari sedotan ke dalam minuman.

Konsentrasi PFAS yang rendah ini dapat menimbulkan risiko terbatas terhadap kesehatan manusia. Namun, PFAS dapat tetap berada di dalam tubuh selama bertahun-tahun dan konsentrasinya dapat meningkat seiring berjalannya waktu. Peneliti menyarankan masyarakat menggunakan sedotan stainless steel, atau menghindari penggunaan sedotan.

“Sedotan yang terbuat dari bahan nabati, seperti kertas dan bambu, sering diiklankan lebih ramah lingkungan dibandingkan sedotan yang terbuat dari plastik. PFAS dalam jumlah kecil, meski tidak berbahaya, dapat menambah beban kimia yang sudah ada di dalam tubuh,” kata peneliti Thimo Groffen, ilmuwan lingkungan di Universitas Antwerp yang terlibat dalam penelitian tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya