Penjualan iPhone dalam Bahaya

Apple tambah varian warna kuning untuk iPhone 14.
Sumber :
  • iBox

VIVA Tekno – Beberapa waktu yang lalu, China telah memerintahkan semua pegawai negeri sipil (PNS) dan BUMN agar berhenti menggunakan iPhone dan perangkat asing lainnya untuk urusan resmi, menurut laporan Wall Street Journal.

Bertemu Dubes China, Menko Airlangga Jajaki Kerja Sama Bidang Pengelolaan Nikel

Kebijakan baru ini merupakan upaya negeri Tirai Bambu itu untuk mengurangi ketergantungannya pada teknologi asing dan membatasi aliran informasi sensitif ke luar negeri.

Menurut laporan, PNS di sejumlah instansi pemerintah telah diinstruksikan oleh atasan mereka melalui grup obrolan atau pertemuan untuk tidak membawa perangkat tersebut ke dalam kantor, namun belum jelas seberapa luas perintah tersebut.

Putin Akan Kunjungi China dan Bertemu Xi Jinping Pekan Ini

Mengutip dari laman Apple Insider, Selasa, 12 September 2023, pemerintah China yang melarang staf menggunakan iPhone bisa berimbas pada penurunan penjualan Apple ke negara tersebut.

Hal ini menyebabkan anjloknya saham Apple secara signifikan. Operator lokal China Mobile telah berusaha menenangkan rumor tersebut, sementara pemerintah tidak memberikan komitmen apapun.

Heboh Komplotan WNA China Menambang Emas Ilegal di Kalbar, Menteri ESDM Pastikan Ini

Bank investasi Morgan Stanley awalnya mengatakan kepada investor bahwa pihaknya optimis terhadap Apple selama tahun depan.

Tapi sekarang mereka telah mengeluarkan pernyataan yang lebih keras, mengatakan bahwa tindakan China tampaknya 'lebih menggonggong daripada menggigit'.

iPhone 14 Pro dan iPhone 14 Pro Max.

Photo :
  • Misrohatun Hasanah

“Kami percaya pergerakan saham Apple yang minus 6 persen dalam 2 hari, menunjukkan pasar berpikir tentang berita utama di sana yang baru-baru ini akan berkembang menjadi sesuatu yang lebih luas,” kata Morgan Stanley, dalam sebuah catatan.

Ia yakin hal tersebut tidak mungkin terjadi. Dalam skenario terburuk, mereka melihat penurunan laba sebesar 4 persen dan EPS sebesar 3 persen, menunjukkan bahwa pergerakan saham sudah berlebihan.

Setelah menggambarkannya sebagai tindakan yang 'berlebihan', Morgan Stanley juga menyebut pergerakan saham tersebut tidak beralasan. Atau setidaknya, hal itu berdasarkan bukti yang ada sejauh ini.

“Namun, kami yakin pasar mengisyaratkan sesuatu yang lebih luas. Bukan masuknya kembali masuknya kembali Huawei ke pasar ponsel pintar 5G, atau potensi jutaan pejabat pemerintah meninggalkan iPhone mereka yang menjadi risiko nyata di sini, namun China berpotensi berada di jalur untuk menjadi lebih nasionalis," katanya.

Langkah ini akan membahayakan laba operasional sebesar US$30 miliar (lebih dari 20 persen total OP$ AAPL) jika negeri Tirai Bambu itu memutuskan untuk membatasi akses Apple ke pasar dalam negeri.

Meski begitu, laporan tersebut mengatakan bahwa hal tersebut merupakan ekstrapolasi berlebihan terhadap kejadian terkini.

Morgan Stanley menyebut meskipun Huawei kembali dari keterpurukan, pengiriman ponsel pintar 5G akan sangat dibatasi oleh kendala pasokan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya