Meghan Markle Sudah Jadi Feminis Sejak Usia 11 Tahun

Meghan Markle
Sumber :
  • Steve Parsons/Pool via REUTERS

VIVA – Kiprah Meghan Markle untuk isu kesetaraan gender di dunia internasional tidak perlu diragukan lagi. Sejak 2014, istri dari Pangeran Harry ini telah terlibat dalam advokasi untuk partisipasi politik dan kepemimpinan untuk lembaga perempuan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Meghan Markle Usir Wanita yang Dekat dengan Pangeran Harry

Dalam perannya untuk Wanita PBB, The Duchess of Sussex ini menghabiskan waktu di Bank Dunia dengan tim yang saat itu dijabat oleh Hillary Clinton, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat saat itu. Dia juga mengunjungi Rwanda, yang memiliki persentase perempuan tertinggi di parlemen dan di mana dia juga bertemu dengan para pengungsi wanita.

Tapi siapa sangka, bahwa Meghan ternyata telah menjadi seorang pegiat feminis dari saat ia duduk di bangku sekolah dasar, yakni saat usia 11 tahun.

Kate Middleton Idap Kanker, Begini Kata Pangeran Harry dan Meghan Markle

Dikutip dari The Guardian, dalam sebuah konferensi di Beijing pada Maret 2015 lalu, Meghan bercerita tentang hal yang mendorongnya terlibat dalam advokasi isu-isu perempuan. Ia membuka pidatonya dengan mengatakan, "Saya bangga menjadi seorang perempuan dan seorang feminis." 

Pernikahan Pangeran Harry dan Meghan Markle.

Lama Tinggalkan Sosmed, Meghan Markle Akhirnya Kembali ke Instagram

Hal ini sontak disusul tepuk tangan dan sorak sorai dari para hadirin. Meghan kemudian mulai bercerita bahwa pada tahun 1995 saat bersekolah di Los Angeles dan tengah menonton televisi dia melihat iklan untuk cairan pencuci piring dengan slogan: "Perempuan di seluruh Amerika sedang berjuang melawan panci dan wajan berminyak."

Saat di sekolah, teman-temannya ikut membicarakan iklan tersebut. "Dua anak laki-laki dari kelas saya berkata, 'Ya. Di situlah perempuan berada - di dapur,'" katanya.

"Saya ingat merasa terkejut dan marah, dan juga merasa begitu sakit. Itu tidak benar, dan sesuatu harus dilakukan," kata Meghan.

Ketika dia pulang ke rumah, dia memberi tahu ayahnya yang kemudian mendorongnya untuk menulis surat memprotes iklan tersebut. Ia menganggap iklan tersebut mendiskriminasikan wanita. 

"Diri saya yang berumur 11 tahun berpikir, jika saya benar-benar ingin seseorang mendengar, maka saya harus menulis surat kepada ibu negara. Jadi saya langsung menulis kepada ibu negara kami pada saat itu, Hillary Clinton," Meghan berkata.

Dia juga menulis kepada Linda Ellerbee, yang menjadi pembawa acara sebuah program berita anak-anak, serta kantor pengacara berpengaruh Gloria Allred dan kepada produsen sabun cuci piring.

Yang mengejutkan, katanya, setelah beberapa minggu, dia menerima surat dukungan dari Clinton, Allred dan Ellerbee, yang bahkan mengirim kru kamera ke rumahnya untuk meliput ceritanya.

"Itu kira-kira sebulan kemudian ketika produsen sabun, Proctor and Gamble, mengganti slogan iklan cairan pencuci piring mereka dari 'Perempuan di seluruh Amerika sedang berjuang melawan panci dan wajan berminyak' menjadi ‘Orang-orang di seluruh Amerika'," kata Markle.

Pada saat itulah ia menyadari, tindakan yang dilakukan ternyata bisa berpengaruh. 

"Pada usia 11 tahun, saya telah menciptakan sedikit perubahan dengan memperjuangkan kesetaraan."

Meghan Markle dan Pangeran Harry

Markle mengatakan bahwa baginya, kesetaraan berarti bahwa Presiden Rwanda, Paul Kagame, setara dengan gadis kecil di kamp pengungsi yang bermimpi menjadi presiden, dan sekretaris jenderal PBB setara dengan anak magang di PBB yang bermimpi berjabat tangan dengannya. 

"Itu berarti bahwa seorang istri setara dengan suaminya, saudara perempuan bagi kakaknya, tidak lebih baik, tidak lebih buruk. Mereka sama," katanya.

Mungkin atas dasar pemikiran itu, pada saat mengucap janji pernikahan, ia tidak menyebut kata ‘to obey’ atau mematuhi sang suami, Pangeran Harry. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya