Kombinasi COVID-19 Delta dan Omicron Disorot, Pakar Khawatirkan Ini

Ilustrasi virus corona/COVID-19.
Sumber :
  • Freepik/pikisuperstar

VIVA – Penemuan baru COVID-19 varian Deltacron disorot oleh banyak pakar, tak terkecuali Profesor Linda Bauld. Menurutnya, varian kombinasi Delta dan Omicron ini patut dikhwatirkan dapat memicu masalah serius bagi banyak negara.

Kuota Haji Kabupaten Tangerang Bertambah, 20 Persen Lansia

"Varian rekombinan, yang berarti menyatukan fitur Delta dan Omicron," tutur Prof Linda dalam BBC Breakfast.

Dikutip dari laman Express, Minggu, 13 Maret 2022, alasan mengapa Deltacron menjadi perhatian awal adalah bagian mana dari Delta dan Omicron yang disatukan. Jika itu menyatukan penyakit serius Delta dengan penularan Omicron, ini dapat menyebabkan masalah serius bagi pemerintah yang baru saja mencabut semua pembatasan,

Geger Vaksin COVID-19 AstraZeneca, Ketua KIPI Sebut Tidak ada Kejadian TTS di Indonesia

"Saat ini tidak ada bukti yang menunjukkan varian baru ini akan menantang vaksin kami. Vaksin kami bertahan dengan baik melawan Omicron dan Delta, tetapi tentu saja, kami akan terus melihat variannya. Salah satu alasan mengapa WHO terus mengatakan bahwa kami perlu mendorong tingkat infeksi lebih rendah di seluruh dunia dan meluncurkan vaksin dengan cepat adalah kami ingin menghindari varian di masa depan yang akan menimbulkan kekhawatiran nyata," lanjutnya.

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner
Sempat Hilang Kesadaran Akibat Sepsis, Chicco Jerikho Ngerasa Dikasih Kesempatan Kedua

Profesor Bauld juga menekankan perlunya negara-negara untuk tetap waspada meskipun semua pembatasan telah dicabut. Apalagi, kini pelonggaran aktivitas masyarakat mulai dilakukan beberapa negara, termasuk Indonesia.

“Kami perlu terus menguji sehingga kami dapat mengurutkan tes PCR ini dan mencari varian ini dan kemudian mengidentifikasi apakah itu masalah atau tidak," imbuhnya.

Baru-baru ini Indonesia memutuskan untuk mencabut semua pembatasan, termasuk persyaratan hukum untuk karantina diri jika  COVID-19. Bahkan, kini tes PCR-Antigen tak dibutuhkan pelaku perjalanan domestik.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

Sejak dunia pertama kali mengetahui COVID-19 pada akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020, virus tersebut telah bermutasi dan berubah berkali-kali. Alpha, Delta, Omicron, BA.2, dan sekarang Deltacron; terkadang bisa terasa seolah-olah COVID-19 memiliki regenerasi yang lebih banyak.

Terkadang perubahan ini kecil dan tidak menimbulkan kepanikan, sementara pada kesempatan lain sebuah varian telah mengubah jalur pandemi sepenuhnya. Omicron adalah salah satu contohnya. Ketika ditemukan bahwa virus tersebut dapat menghindari respon imun dari dua dosis vaksin, NHS menjadi overdrive untuk memberikan dosis booster sebanyak mungkin.

Meski Omicron tidak seserius varian Delta, hal itu menunjukkan bahwa meski COVID-19 mungkin tidak mematikan seperti dulu, varian baru masih bisa berkembang yang mengubah semua itu. Karena alasan inilah para ilmuwan sangat tertarik pada varian baru seperti Deltacron.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya