- WHO
VIVA – Sejak merebaknya penyakit mematikan cacar monyet atau monkeypox, para ilmuwan masih melakukan penelitian mengenai penyakit tersebut. Sebab, masih banyak informasi yang belum jelas dan belum diketahui dari penyakit ini.
Namun satu fakta yang sangat penting yang telah dikemukakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah, setiap orang rentan terhadap virus ini dan tindakan pencegahan harus tetap dilakukan.
Dilansir The HealthSite, Rabu 1 Juni 2022, baru-baru ini wabah cacar monyet menyerang banyak negara, bahkan yang tidak memiliki riwayat penyakit sebelumnya sekali pun. WHO telah menyatakan bahwa cacar monyet telah menyebabkan kekhawatiran karena para ahli belum dapat mengidentifikasi secara pasti apa yang menyebabkan wabah yang berkembang di beberapa negara ini.
Beberapa dari kasus monkeypox ditemukan pada komunitas gay dan biseksual. Namun, transgender dan orang dengan beragam gender, juga dimungkinkan renta dalam konteks wabah ini.
Cacar monyet
- times of india
Penting untuk dicatat bahwa risiko cacar monyet tidak terbatas pada pria yang berhubungan seks dengan pria saja. Siapa pun yang memiliki kontak dekat dengan penderita, berisiko tertular.
Namun, mengingat virus monkeypox sedang diidentifikasi di komunitas ini, mempelajari tentang cacar monyet akan membantu memastikan bahwa semakin sedikit orang yang terpengaruh, maka wabah dapat dihentikan.
Bisakah cacar monyet menular melalui aktivitas seksual?
Ya, cacar monyet dapat menyebar melalui segala jenis kontak dekat, baik itu fisik atau kulit. Aktivitas seksual bahkan menjadi salah satu cara penularan yang paling berbahaya, karena sudah pasti melakukan kontak fisik.
Cacar monyet bisa menyebar melalui kontak kulit ke kulit saat berhubungan seks, termasuk ciuman, sentuhan seks oral dan penetrasi dengan seseorang yang memiliki gejala.
Ilustrasi bercinta
- U-Report
Ruam cacar monyet kadang-kadang ditemukan pada alat kelamin dan mulut, yang kemungkinan berkontribusi terhadap penularan selama kontak seksual. Kontak mulut ke mulut dapat menyebabkan penularan di mana terdapat lesi kulit pada mulut. Pada kasus tertentu, penularan cacar monyet telah diindentifikasi menyebar di antara pria melalui aktivitas seksual.
Para ahli mempertanyakan apakah penyakit ini hanya menular di antara laki-laki atau tidak. Namun setelah dilakukan penelitian mendetail, WHO menegaskan bahwa risiko cacar monyet tidak terbatas pada pria yang berhubungan seks dengan pria saja. Siapa pun yang memiliki kontak erat dengan penderita, akan berisiko tertular.
Apa gejala yang harus diwaspadai?
Menurut WHO, setiap orang harus mewaspadai gejala cacar monyet, seperti ruam dengan lepuh di wajah, tangan, kaki, mata, mulut dan atau alat kelamin. gejala lainnya adalah demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, nyeri otot, dan lemas atau tidak berenergi.
Tindakan pencegahan
WHO telah mengeluarkan beberapa pedoman untuk monkeypox. Menurut badan PBB itu, berikut beberapa tindakan pencegahan yang perlu diambil.
Gambar virus cacar monyet lewat miskroskop
- Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via AP
- Mengisolasi diri di rumah dan berbicara dengan petugas kesehatan jika merasakan gejala.
- Hindari kontak kulit dengan kulit atau tatap muka, termasuk kontak seksual dengan siapa saja yang bergejala.
- Bersihkan tangan, benda, dan permukaan yang sering disentuh.
- Kenakan masker jika kontak dengan penderita.
- Penderita harus menghindari kontak seksual dengan orang lain.
- Pasien tetap disarankan untuk menggunakan kondom setelah pulih.
"Menstigmatisasi orang karena suatu penyakit bukan hal yang baik. Siapa pun dapat tertular atau menularkan cacar monyet, terlepas dari jenis kelaminnya," tegas WHO.
