Belajar Toleransi dari Kampung

- VIVAnews/Ochi April
"Warga tidak pernah mempermasalahkan soal agama. Intinya adalah menghargai agama masing-masing," ujarnya.
Yohanes Kawadi menambahkan, toleransi di desanya memang sangat dijaga. Sedari kecil, warga sudah diajarkan dan ditanamkan ketaatan mengenai toleransi beragama.
Menanamkan toleransi dan menghormati keberagaman agama dan keyakinan diutamakan di dalam keluarga. Dari lingkungan keluarga itu akhirnya merembet ke lingkungan hingga dukuh dan desa.
“Dari keluarga ini membesar ke RT, RW hingga desa. Selain itu, jika ada pertemuan selalu diselipkan agar warga selalu menjaga kerukunan beragama,” ujarnya.
Kawadi menjelaskan, guna menjaga kerukunan, setiap sebulan sekali ada kegiatan yang melibatkan warga.
"Setiap sebulan kami ada pertemuan RT yang berkumpul bersama tokoh dari agama Islam, agama Katolik dan lainnya. Di sana kami rembuk warga."
Hal itu diamini Arif Kurniawan. Salah satu ketua RT di Desa Girikerto ini mengatakan, warganya sangat toleran.
Ia mencontohkan, jika akan melaksanakan kerja bakti di hari Minggu, mereka akan menunggu ibadah di gereja selesai. Selain itu, jika ada perayaan agama warga saling membantu.
“Kami ada kegiatan bersama untuk menyatukan warga namanya selapanan. Kalau satu RT malam Sabtu wage, di sana dibahas semua,” ujarnya kepada VIVAnews, Rabu 12 November 2014.
Ketua Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) DIY, Abdul Muhaimin mengatakan, warga Desa Girikerto bisa menjaga kerukunan karena adanya semangat dan pemikiran yang sama.